Minggu, Desember 22, 2024
31.3 C
Jakarta

Para uskup Chili ungkapkan rasa sedih dan malu atas pelecehan dan ingin dengarkan Paus

cq5dam.thumbnail.cropped.750.422 (12)

Paus Fransiskus saat ini sedang mengadakan serangkaian pertemuan tertutup dengan para uskup Chili untuk merumuskan tanggapan terhadap krisis pelecehan yang telah mengguncang Gereja di negara itu. Diskusi-diskusi itu dihadiri oleh 31 uskup dan uskup pembantu serta 3 uskup emeritus, dan akan berlangsung hingga 17 Mei 2018.

Pada malam sebelum pertemuan itu, dua uskup Chili mengadakan konferensi pers di Roma. Mereka adalah Uskup Pembantu Santiago yang juga Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Chili Mgr Fernando Ramos dan Uskup San Bernardo Mgr Juan Ignacio González.

Menurut Uskup Agung Ramos, surat Paus Fransiskus tertanggal 8 April memanggil para uskup ke Vatikan, dan para uskup datang secara khusus, “Untuk menerima kesimpulan dari laporan yang dibuat Uskup Agung Charles Scicluna (yang telah dikirim ke Chili oleh Paus Fransiskus untuk menerima informasi mengenai kasus pelecehan seksual di sana) setelah kunjungannya ke Chili, dan juga untuk memahami langkah-langkah jangka pendek, menengah dan panjang untuk memulihkan persekutuan dan keadilan.” Ini adalah “dua tema besar yang membuat Bapa Suci mengundang kami lewat suratnya,” lanjut Mgr Ramos.

Dalam konferensi pers di Roma itu, Uskup Agung Ramos mengatakan bahwa isi pertemuan dengan Paus akan mencakup, “Masalah penyalahgunaan kekuasaan, penyalahgunaan hati nurani, dan pelecehan seksual, yang telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir di Gereja Chili, serta mekanisme yang menyebabkan, dalam beberapa kasus, penyembunyian dan pengabaian serius terhadap para korban. Poin kedua adalah untuk membagikan kesimpulan yang Bapa Suci ambil dari laporan Uskup Agung Scicluna. Dan poin ketiga adalah ajakan Paus untuk membuat proses sinode pencermatan yang panjang guna memahami tanggung jawab masing-masing dan setiap orang berkaitan dengan luka-luka penyalahgunaan dan pelecehan mengerikan ini, dan guna mencari perubahan yang diperlukan agar tidak terulang lagi.”

Uskup Agung Ramos berbicara tentang perasaan “sedih dan malu” para uskup. “Rasa sedih, karena sayangnya ada korban: ada orang-orang yang menjadi korban pelecehan dan ini menyebabkan kami sangat sedih. Dan rasa malu, karena pelanggaran-pelanggaran ini terjadi di lingkungan Gereja, tempat yang seharusnya tidak pernah terjadi pelecehan seperti ini.”

Uskup Agung Ramos melanjutkan, “Kita harus meminta maaf 70 x 7. Saya kira itu perintah moral yang sangat penting bagi kita. Yang penting bahwa permintaan maaf itu benar-benar keinginan untuk berubah.” Dengan segala kerendahan hati, “kami akan mendengarkan apa yang akan dikatakan Paus,” lanjut uskup agung itu seraya melihat pertemuan itu sebagai “momen sangat penting” untuk pembaruan Gereja Chili.

Uskup González, yang juga berbicara dalam konferensi pers itu, mengatakan bahwa para uskup Chili melihat Paus Fransiskus sebagai contoh karena dia telah mengakui kesalahan-kesalahannya, karena dia meminta maaf, dan karena dia bertemu dengan para korban. “Para korban adalah pusat perhatian kami, dan karena itulah Gereja di Chili harus mengupayakan perubahan, dengan kerendahan hati dan pengharapan, dengan mengikuti ajaran Yesus,” kata Mgr González.

Ketika pertemuan dengan para uskup Chili itu diumumkan dalam komunike tanggal 12 Mei, Kantor Pers Vatikan menjelaskan bahwa “adalah hal mendasar untuk memulihkan kepercayaan di dalam Gereja melalui para Pastor yang baik yang memberi kesaksian lewat kehidupan mereka bahwa mereka telah mendengar suara dari Gembala Yang Baik, dan yang tahu bagaimana menemani penderitaan para korban, dan berupaya dengan cara pasti dan tak kenal lelah guna mencegah penyalahgunaan. Bapa Suci berterima kasih kepada saudara-saudara uskupnya karena kesediaan mereka untuk tetap taat dan rendah hati mendengarkan Roh Kudus, dan Paus kembali meminta Umat Allah di Chili untuk terus berdoa bagi pertobatan semua orang.” Komunike itu diakhiri dengan konfirmasi bahwa Paus tidak akan mengeluarkan pernyataan apa pun, baik selama atau setelah pertemuan, “yang akan berlangsung penuh kerahasiaan” itu. (paul c pati berdasarkan Vatican News)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini