Kekhasan Pesta Kerahiman Ilahi adalah penetapannya diminta sendiri oleh Yesus

1
4348

Kerahiman Ilahi Atambua2

Seraya mendaraskan Doa Rosario dan menyanyikan lagu-lagu Kerahiman Allah, sekitar 1300 orang melakukan prosesi dengan kendaraan bermotor sepanjang 9 kilometer dari SMK Santo Josef Nenuk menuju Katedral Maria Imakulata Atambua membawa Lukisan Kerahiman Ilahi.

Di Katedral Atambua itu, anggota Tunggal Hati Suci dan Tunggal Hati Maria (THS-THM) Keuskupan Atambua bersama para anggota kelompok-kelompok Kerahiman Ilahi dari Keuskupan Agung Kupang, Keuskupan Atambua, serta Keuskupan Dili, Keuskupan Maliana dan Keuskupan Baucau, yang ketiganya dari Timor Leste, melangsungkan ibadah penutupan Novena Agung Kerahiman Allah dan Lectio Divina.

Acara tanggal 8 April 2018 rangka Pesta Yesus Kerahiman Ilahi itu juga dilengkapi dengan Misa yang dipimpin Ketua Komisi Karya Misioner atau Dirdios Keuskupan Atambua Pastor Salvator Towary SVD. Misa itu sekalian menutup Novena Agung Kerahiman Ilahi yang dimulai pada Jumat Agung di paroki masing-masing yang dilaksanakan para devosan Kerahiman Ilahi dan kelompok Kategorial THS-THM se-Keuskupan Atambua.

Dalam homili, Pastor Salvator menggarisbawahi kekhasan Pesta Kerahiman yang menempati peringkat paling tinggi dari empat inti devosi kepada Yesus Kerahiman Ilahi yakni Lukisan Yesus Kerahiman Ilahi, Rosario Kerahiman Ilahi (Koronka), Jam Kerahiman Ilahi (pukul 15.00) dan Penyebaran Devosi Kerahiman Ilahi.

Kekhasan Pesta Kerahiman Ilahi, tegas jebolan dari Universitas Pontifikal Salesian Roma itu, adalah penetapan pesta itu “yang diminta oleh Yesus sendiri di tahun 1931 dalam penampakan-Nya kepada Suster Faustina di Plock-Polandia, agar pada hari ini semua Lukisan Yesus diberkati secara meriah dan dihormati di muka umum.”

Secara Theologis, lanjut mantan Ketua Komisi Kepemudaan Atambua itu, pemilihan hari Minggu pertama sesudah Paskah sebagai Pesta Kerahiman memiliki relasi yang sangat mendalam antara misteri Paskah dan Misteri Kerahiman Ilahi. “Relasi inilah yang diwujudnyatakan dalam Novena Agung yang dibuka hari Jumat Agung,” jelas Pastor Salvator.

Sedangkan dari aspek biblis, sesuai  Injil Yohanes 19: 31-37, devosi itu mengalir dari peristiwa Salib saat seorang serdadu menikam lambung Yesus dengan tombak dan segeralah mengalir air dan darah. “Dari sinilah memancar sakramen-sakramen Gereja yang menguduskan dan menyembuhkan umat yang setia dan penuh iman menerimanya,” jelas imam itu.

Dengan demikian Pastor Salvator mengajak semua umat untuk “menjadi Rasul Kerahiman Ilahi” sesuai ensiklik Paus Yohanes Paulus II berjudul “Dives in Misericordia” dan menjadi “misionaris Kerahiman Ilahi” sesuai Bulla Misericordiae Vultus dari Paus Fransiskus.

“Dengan berani berbuat baik, berbelas kasih dan mengampuni sesama di mana saja kita berada, kita membuat devosi itu berbobot bukan devosi kosong saja atau ritual belaka,” kata Pastor Salvator.

Menurut informasi yang diterima oleh PEN@ Katolik, peranserta dalam peristiwa itu atas undangan Koordinator Distrik THS-THM Keuskupan Atambua. “Peristiwa iman ini adalah salah satu kekhasan dari THS-THM Keuskupan Atambua untuk memberi warna khas dalam Spiritualitas THS-THM,” kata Pastor Salvator SVD, perintis, pembimbing dan pendamping rohani THS-THM Keuskupan Atambua sejak 2000.

Selain siraman rohani di pelataran Katedral Atambua dengan tema “Aku Bangga Menjadi Katolik” yang dibawakan oleh Poulden, seorang devosan Kerahiman Ilahi dari Keuskupan Surabaya, peserta juga menghadiri penutupan acara itu berupa Salve Agung di Katedral Atambua.(Fredirikus Tjeunfin)

Kerahiman Ilahi Atambua1Kerahiman Ilahi Atambua

1 komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here