“Kami mengutuk keras atas terjadinya peristiwa kekerasan di saat perayaan Ekaristi ini. Ekaristi adalah perayaan puncak dalam Gereja Katolik. Perayaan ini adalah perayaan ibadat internal Gereja Katolik. Di dalamnya segenap umat merayakan karya penyelamatan Kristus sendiri. Di situ Gereja Katolik bersyukur, mempelajari Kitab Suci, dan yang paling utama mengalami perjumpaan dengan Allah sendiri melalui Komuni Suci.”
Ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agung Semarang Pastor FX Endra Wijayanto Pr mengeluarkan pernyataan sikap atas kasus penyerangan seseorang dengan menggunakan benda tajam saat Misa Minggu 11 Februari 2018 pukul 7.30 di Gereja Stasi Santa Lidwina Bedog, Gamping, Trihanggo, Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Peristiwa pagi di stasi dari Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran itu, lanjut pernyataan imam itu, “menambah duka kita semua di tengah keprihatinan bersama atas situasi Yogyakarta beberapa waktu terakhir ini.” Oleh karena itu, melihat perkembangan yang terjadi menjadi komisi itu merasa perlu menyampaikan sembilan poin termasuk poin keempat di atas.
Pernyataan yang dibuka dengan sapaan “Salam Indonesia!” itu diawali dengan tiga pernyataan yang mengatakan Gereja Katolik ikut berduka dan bersolidaritas bagi segenap umat, aparat, dan Pastor Karl Edmund Prier SJ yang mengalami luka-luka, serta berdoa “semoga para korban dapat segera pulih seperti sedia kala,” serta ungkapan apreasiasi atas kesiapsiagaan umat stasi itu dan warga masyarakat sekitar “sehingga pelaku dapat dilokalisir di dalam Gereja sehingga tidak menimbulkan korban lebih jauh,” dan kesiapsiagaan aparat yang “segera melumpuhkan pelaku di lokasi sehingga situasi keamanan dapat kembali dipulihkan.”
Dari laporan umat yang berkembang, pria yang membawa parang itu menyerang umat dan anggota koor yang sedang bertugas serta Pastor Prier yang tengah beribadah, juga merusak patung Yesus dan Bunda Maria, serta altar, kursi dan bunga-bunga yang menghiasi altar.
Pastor Endra Wijayanto Pr juga mendesak aparat keamanan negara dan pelayan publik untuk “memberi perlindungan kepada segenap umat Stasi Bedog agar dapat kembali menjalankan ibadatnya tanpa gangguan sebagaimana rutin mereka selenggarakan, baik di bangunan gereja stasi maupun di tengah umat.”
Juga diserukan kepada aparat keamanan daerah hingga pusat untuk mendesak segenap aparat keamanan agar “mengusut kasus ini hingga tuntas dan menyelidiki sampai ke akar-akarnya serta membawanya ke muka pengadilan agar mendapat hukuman yang setimpal, tidak mempetieskan dan mendiamkannya begitu saja sebagaimana terjadi di berbagai kasus kekerasan serupa yang lain,
bersikap proaktif dan bertindak tegas mengantisipasi gangguan keamanan yang terjadi sehingga bisa mencegah terulangnya kasus serupa di tempat lain, dan tidak hanya mencegah gangguan keamanan tetapi turut berjuang menjaga hak-hak dasar warga negara Republik Indonesia tanpa kecuali.”
“Kami berharap kepada segenap aparat sipil negara dan penyelenggara pelayanan publik di berbagai lini agar segera melakukan langkah cepat menciptakan sistem yang efektif agar kasus-kasus serupa tidak terjadi. Selain itu, juga secara aktif turut berjuang menjaga ditegakkannya nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dan memberikan jaminan perlindungan yang sama dalam kebebasan beragama dan beribadah, perlindungan hak-hak asasi manusia, serta hak hak dasar sebagai warga negara Republik Indonesia tanpa kecuali,” tulis pernyataan itu.
Akhirnya imam itu menyerukan kepada segenap umat Katolik di mana saja agar bersikap tenang, menahan diri, dan bijaksana dalam situasi sulit itu. “Kami mohon umat turut berkontribusi menjaga kondisi dengan tidak memperbesar isu yang justru akan kontraproduktif bagi penanganan kasus ini. Mari berdoa dan berjuang bersama-sama bagi perdamaian dan keadilan di NKRI. Secara khusus kami memohon kebijaksanaan umat dan segenap masyarakat dalam bermedia sosial agar dapat memelihara situasi keamanan dan tidak memperkeruh situasi.”
Kepada segenap masyarakat Yogyakarta dan masyarakat Indonesia pada umumnya, imam itu berterimakasih atas segenap dukungan dan ungkapan simpati yang diberikan. “Mari kita bersama-sama bergotong royong membela NKRI, nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Mari kita pastikan bahwa ibu pertiwi tetap damai, rukun, dan adil bagi semua anak bangsa,” tulisnya.(pcp)