KATEKISMUS GEREJA KATOLIK
- Apa saja tahap-tahap selanjutnya wahyu Allah?
Allah memilih Abram, memanggilnya keluar dari tanah airnya, menjadikannya ”bapa banyak bangsa” (Kej 17:5), dan berjanji melalui dia ”semua bangsa di muka bumi akan mendapat berkat” (Kej 12:3). Bangsa keturunan Abraham akan menjadi orang-orang kepercayaan dari janji ilahi yang sudah diberikan kepada para bapa bangsa. Allah membentuk Israel sebagai bangsa terpilih, membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, menetapkan perjanjian di Gunung Sinai, dan melalui Nabi Musa, memberikan hukum-Nya kepada mereka. Para nabi memaklumkan penebusan bagi seluruh umat dan penyelamatan bagi segala bangsa dalam sebuah perjanjian yang baru dan kekal. Dari bangsa Israel, dari keturunan Raja Daud akan lahir sang Mesias, yaitu Yesus.
Teruslah membacanya dalam Katekismus Gereja Katolik 59-64, 72
- Bagaimana wahyu Allah yang penuh dan definitif itu terlaksana?
Tahap wahyu Allah yang penuh dan definitif terlaksana dalam Sabda-Nya yang menjadi daging, Yesus Kristus, pengantara dan kepenuhan wahyu. Sebagai Putra Tunggal Allah yang menjadi manusia, Dialah Sabda Bapa yang sempurna dan definitif. Dalam pengutusan Sang Putra dan pemberian Roh Kudus, sekarang wahyu Allah menjadi lengkap secara penuh, namun iman Gereja harus sedikit demi sedikit memahami maknanya yang lengkap selama berabad-abad.
”Sejak Ia menganugerahkan kepada kita Putra-Nya, yang adalah Sabda-Nya yang
tunggal dan definitif, Allah tidak mempunyai sabda yang lain lagi untuk kita.
Ia sudah mengatakan segala sesuatu dalam Sabda yang satu dan tidak lagi
mengatakan hal lain”
(Santo Yohanes dari Salib Suci)
Teruslah membacanya dalam Katekismus Gereja Katolik 65-66, 73
10. Apa nilai wahyu-wahyu pribadi?
Walaupun tidak termasuk dalam khazanah iman, wahyu-wahyu pribadi dapat membantu manusia untuk menghidupi imannya sejauh membawa kita kepada Kristus. Kuasa Mengajar Gereja yang mempunyai tugas untuk menilai wahyu-wahyu pribadi semacam itu tidak dapat menerima mereka yang mengklaim bahwa wahyu pribadi itu melebihi atau mengoreksi wahyu definitif, yaitu Kristus.
Teruslah membacanya dalam Katekismus Gereja Katolik 67
11. Mengapa dan dengan cara bagaimana wahyu ilahi itu diwariskan?
Allah menghendaki agar manusia diselamatkan dan sampai pada pengetahuan akan kebenaran (1Tim 2:4), yaitu Yesus Kristus. Karena alasan inilah, Kristus harus diwartakan kepada semua menurut perintah-Nya, ”Pergilah dan ajarlah segala bangsa” (Mat 28:19). Dan, ini diwariskan oleh Tradisi Apostolik.
Teruslah membacanya dalam Katekismus Gereja Katolik 74