Jumat, 24 November 2017

0
1724

christ-jesus-cleansing-temple-john-2-vv-13-22

PEKAN BIASA XXXIII

Peringtatan Wajib Santo Andreas Dung Lac, Imam dan kawan kawam Martir Vietnam (M)
Santo Krisogonus; Santo Vinsensius Liem; Santo Ignasius Delgado; Santo Dominikus An-Kham

Bacaan I: 1Mak. 4:36-37.52-59

Mazmur: 1Taw. 29:10-12d; R:13b

Bacaan Injil: Luk. 19:45-48

Pada waktu itu Yesus tiba di Yerusalem dan masuk ke Bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: ”Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.

Renungan

Tindakan revolusioner itu harganya mahal. Keberanian Yesus untuk membersihkan Bait Allah dari praktik-praktik kecurangan dan ketidakadilan membuat Ia semakin dibenci oleh para Imam dan pemimpin bangsa Yahudi. Tindakan Yesus mengganggu stabilitas kenyamanan dan kemapanan para pemimpin tersebut. Sementara nuansa yang sangat berbeda ditampilkan oleh Kitab Makabe. Di sana digambarkan sukacita bangsa Israel karena Bait Allah yang telah selesai dibangun dan betapa mereka penuh semangat untuk menghias Bait Allah tersebut dengan ornamen-ornamen indah sebagai persembahan bagi Allah.

Dulu orang Israel penuh sukacita atas Bait Allah karena itu berarti Allah berdiam bersama mereka. Di zaman Yesus, sukacita itu berganti dengan ketidakadilan dan kecurangan yang membuat Bait Allah bagaikan sarang penyamun.

Yesus mengingatkan orang Israel supaya bertobat dan kembali kepada sukacita yang pada masa lalu dialami leluhur mereka. Tetapi, pertobatan memang bukan perkara sederhana. Ketika manusia berniat untuk bertobat, ia harus berani mengubah dirinya secara revolusioner. Masalahnya, itu berarti harus mengubah situasi nyaman dan aman, ketenangan dan kenikmatan yang selama ini terbiasa dialami. Di sinilah tantangan bagi orang beriman. Beranikah kita mengubah cara hidup, membangun habitus baru untuk hidup seturut kehendak Allah? Atau kita memilih bertahan dengan segala kenyamanan seperti mereka yang menolak Yesus?

Tuhan Yesus, cairkanlah hatiku yang beku dan tuntunlah aku kepada pertobatan yang sejati. Amin.

Renungan Ziarah Batin 2017

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here