Ribuan umat Katolik dari 36 paroki di Keuskupan Maumere, Flores, NTT, mengadakan ziarah di Sanctuarium Wisung Fatima Lela, 27 kilometer arah Selatan Kota Maumere, untuk memperingati 100 Tahun Penampakan Maria di Fatima, 13 Oktober 2017.
Sebelum memimpin Misa, Uskup Maumere Mgr Gerulfus Kherubim Pareira SVD menandai perayaan itu dengan pelepasan balon berbentuk Rosario.
Mgr Kherubim mengatakan, penampakan Maria di Fatima ditandai dengan matahari yang berputar-putar mengelilingi manusia dan hujan yang mengguyur Fatima. “Akibat dari penampakan di Fatima itu, banyak orang berdosa berbalik kepada Tuhan dan runtuhnya komunis di Eropa. Pada kesempatan itu umat berdoa juga secara khusus kepada komunis untuk berbalik kepada Allah,” kata Uskup Kheru.
Kepala Paroki Santo Thomas Morus Maumere Pastor Lorens Noi Pr mengangkat kembali dalam homilinya tentang musibah Kota Renha Larantuka, 27 Pebruari 1979, saat air bah dari Ile Mandiri memporakporandakan Larantuka.
Banyak rumah terhanyut ke laut. Kota Larantuka seketika berubah. Manusia banyak terseret ke laut. Seorang putri cilik pun ikut terseret. Anehnya, beberapa hari kemudian putri cilik itu ditemukan dan dirawat di rumah sakit.
“Rasa duka kedua orang tuanya berubah menjadi tangis sukacita. Mereka membawa putri cilik itu ke sebuah kapela yang berkhasiat ilahi. Ketika koster membawa keluar patung Bunda Maria, sontak putri cilik itu mengatakan kepada orangtuanya, ‘mama ini yang memegang tangan saya dan menghantar saya ke pantai.” Mama itu adalah Bunda Maria. Kini putri cilik itu telah menjadi suster,” cerita Pastor Lorens.
Pastor Lorens lalu berpesan kepada para peziarah untuk bersama Bunda Maria mengadakan revolusi moral politik dan ekonomi. “Berdoalah Rosario setiap hari agar tidak jatuh dalam dosa. Dengan doa Rosario kita akan menghancurkan tujuh musuh dunia yakni angkuh, iri hati, kikir, cabul, malas, rakus dan marah,” tegas imam diosesan asal Bajawa itu.
Menyinggung tentang penampakan Bunda Maria di Fatima, Pastor Lorens mengatakan peristiwa penampakan itu hendaknya menyadarkan kita bahwa Bunda Maria selalu hadir dalam prosesi kehidupan manusia. “Umat Katolik Keuskupan Maumere harus mencontohi Bunda Maria yang berposisi sebagai hamba Tuhan dan bukan berhamba pada harta, uang dan medsos,” kata Pastor Lorens.(Yuven Fernandez)