Pembimbing Rohani Kerabat Kerja Ibu Teresa (KKIT) Pastor Paulus Rubur CICM mengajak anggota dan pengurus organisasi itu untuk melakukan regenerasi anggota dengan melibatkan semua orang termasuk kaum muda Katolik.
“Pelayanan untuk kaum miskin, lemah, sakit dan terpinggirkan selama 32 tahun merupakan anugerah yang patut disyukuri. Pada saat usia yang makin bertambah, KKIT dan seluruh anggota bukan hanya memberikan semangat kepada anggota, tetapi juga mengajak orang muda melakukan pelayanan yang sama,” kata Pastor Paulus Rubur CICM dalam homili Misa HUT ke-32 KKIT di aula Paroki Santo Yohanes Penginjil, Blok B, Jakarta Selatan, 7 Oktober 2017.
Koordinator Nasional KKIT Sinta Hidayat dan Ketua KKIT Jakarta Maria T Tresnawati hadir dalam Misa itu bersama lebih dari seratus pegiat karya sosial dari yang tergabung dalam KKIT di berbagai paroki.
Pastor Rubur mengatakan bahwa Santo Thomas Aquinas berpendapat bahwa daya nalar manusia yang semakin dekat dengan Allah semakin tidak memahami Allah itu sendiri, sedangkan teolog Endri Nowen sependapat dengan mengatakan “Manusia tidak sanggup untuk mengenal Allah lebih mendalam,”
Pastor Rubur mengaitkan pendapat para teolog itu dengan pelayan yang dilakukan di KKIT. “Bisa saja seseorang aktif dalam KKIT tapi sesungguhnya dia tidak mengenal Allah. Bisa saja dalam pelayanannya pegiat KKIT itu mendapati jiwanya kosong,” kata imam itu.
Mother Teresa adalah sosok yang dikenal menjadi santa karena memiliki semangat melayani penuh kasih. Ia melayani dengan pengorbanan yang tulus, ia merawat yang sakit, memberikan penghiburan bagi yang berduka, dan dari pekerjaan yang dilakukan itu ia bahkan pernah mengalami jiwa yang kosong, kekelaman spiritualitas. “Ada saat-saat di mana Mother Teresa merasa seperti ditinggalkan oleh Allah dalam pelayanan,”’ kata imam itu.
Mencermati kisah hidup Bunda Teresa saat yang menemukan wajah Allah di saat dia melayani yang sakit, yang lemah, dan yang tersingkir, Pastor Rubur bertanya, ”Apakah pelayanan yang dilakukan para pegiat KKIT di Indonesia menemukan wajah Allah di dalam diri mereka?”
Pastor Paulus lalu menganjurkan agar KKIT melakukan regenerasi dengan melibatkan kaum muda. “Karya sosial umumnya atau rata-rata dilakukan oleh mereka yang berkehendak baik dan sudah berusia lanjut, dan saya harapkan spirit pelayanan KKIT ditularkan kepada generasi muda,” kata imam itu.
Menurut Sinta Hidayat, mengajak kaum muda memang perlu, “namun kenyataannya akan menghadapi kesulitan, karena generasi sekarang lebih care dengan facebook sehingga untuk mengajak mereka, ada yang senang tapi ada yang perlu waktu.” Meskipun demikian dia akan akan diperhatikan usul itu.
Maria T Tresnawati mengatakan semoga semangat HUT ke-32 bisa memberikan semangat pelayanan dengan meneladani Mother Teresa sebagai model karena dia yang menjadi inspirasi dalam pembentukan KKIT Indonesia. (Konradus R Mangu)