Setiap orang dapat belajar melalui media sosial untuk mencari informasi penting demi pengetahuan dirinya sendiri dan belajar melalui media sosial proses pembuatan akun-akun media dan memosting informasi yang benar, menarik dan bijak.
Pembina dan pemerhati Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Agung Merauke Pastor Johny Astanto MSC berbicara dalam workshop cara belajar bermedia sosial untuk evangelisasi, pelatihan jurnalistik, dan merancang media warta paroki di aula Biara MSC Merauke, 9-10 September 2017.
Bijak dalam penggunaan media sosial, lanjut imam itu, berarti kaum muda Katolik tidak boleh menggunakan kalimat-kalimat berisi ujaran kebencian atau menyebarluaskan informasi hoax di tengah masyarakat melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, WA, Website, dan Blog. “Kaum muda Katolik dituntut untuk lebih mewartakan kebenaran Injil dalam media sosial,” tegas Pastor Astanto.
Peran media sosial untuk evangelisasi adalah materi utama di hari pertama kegiatan yang melibatkan kaum muda Katolik dari berbagai paroki se-Dekanat Merauke. Secara khusus Pastor Astanto mengutip pernyataan Paus Paulus VI dalam Evangelii Nuntiandi 45 bahwa “Gereja akan merasa bersalah apabila ia gagal menggunakan media untuk mewartakan injil.”
Imam dari Tarekat Misionaris Hati Kudus Yesus itu juga mengajak kaum muda yang mau menjadi penulis berita untuk menguasai aturan 5W+1H (What: Apa yang terjadi, Who: Siapa yang terlibat dalam kejadian itu, Where: Di mana hal itu terjadi, When: Kapan peristiwa itu terjadi, Why: Kenapa hal itu terjadi, How: Bagaimana peristiwa itu terjadi).
Pada hari kedua, peserta yang belajar fotografi diajak mengambil sasaran obyek foto yang benar dan terlihat hidup supaya ada maknanya bagi pemberitaan yang mau ditulis.
Peserta juga dibagi dalam kelompok paroki dan dilatih merancang warta paroki untuk dikembangkan di paroki masing-masing.(Fredy Hendro Subiyakto)