Home RENUNGAN Senin, 19 Juni 2017

Senin, 19 Juni 2017

0

sermon-on-the-mount-485x323

PEKAN BIASA XI (H)

Santo Romualdus; Santo Gervasius dan Protasius;

Santa Yuliana Falconieri

Bacaan I: 2Kor. 6:1-10

Mazmur: 98:1.2-3ab.3cd-4; R:2a

Bacaan Injil: Mat. 5:3842

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata: “Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.”

Renungan

Hari ini Injil berbicara tentang salah satu nasihat yang sulit, yaitu tidak membalas dendam. Di banyak tempat berlaku hukum balas dendam (lex talionis), termasuk di dalam Taurat: ”mata ganti mata, gigi ganti gigi.” Bagi kebanyakan orang, hukum balas dendam ini dianggap adil. Tetapi, sering hukum ini tidak memberikan perdamaian abadi, karena akan terjadi balas dendam terus-menerus.

Yesus melawan hukum balas dendam ini. Ia mengajarkan kita untuk mengikuti hukum baru: hukum cinta kasih. Kejahatan harus dibalas dengan kebaikan, kekerasan harus dibalas dengan kelembutan, permusuhan harus dibalas dengan kasih dan pengampunan. Yesus sendiri telah memberikan contoh. Dia tidak melawan kepada orang yang menyalibkan-Nya. Ia menerima dengan sabar derita-Nya, bahkan mengampuni mereka dari atas salib. Mengikuti Yesus, Rasul Paulus, walau dimasukkan ke dalam penjara, ia tetap bersikap sabar, murni hati, baik hati, dan melaksanakan cinta kasih yang tulus! Paulus menasihatkan kita agar rahmat Allah yang sudah kita terima tidak kita sia-siakan. Kita diajaknya untuk hidup seperti Yesus. Paus Fransiskus, ketika memaklumkan tahun Yubileum Kerahiman Allah, menulis dalam Bulla Misericordiae Vultus (No.10) bahwa keadilan itu memang penting, tetapi kita tak boleh berpusat hanya pada prinsip ini. Kita perlu melangkah maju dan berjuang untuk tujuan yang lebih tinggi dan lebih penting, yaitu berbelas kasih. Semoga nasihat sulit ini dapat kita laksanakan.

Ya Tuhan, ingatkanlah aku terus untuk tidak membalas yang jahat dengan yang jahat. Berilah aku hati yang penuh kasih dan rahim seperti Engkau. Amin.

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version