Untuk pertama kalinya dalam waktu hampir 1.000 tahun, potongan-potongan tulang Santo Nikolas, salah satu tokoh yang paling dihormati dalam Gereja Ortodoks Rusia, dipindahkan dari sebuah gereja Italia ke Rusia. Diharapkan banyak orang Ortodoks mengunjungi relikui itu di sana. Perpindahan bersejarah itu terjadi setelah pembicaraan antara Paus Fransiskus dan Patriark Kirill.
Setelah mencapai bandara Vnukovo di Moskow, sebuah wadah metalik berlapis kaca yang menyimpan relikui itu dikunjungi oleh antrian panjang peziarah Rusia yang membungkuk dan menciumnya.
Relikui Itu lalu dibawa ke Katedral Kristus Sang Juru Selamat, gereja besar Moskow yang merupakan rekonstruksi katedral yang diledakkan dengan dinamit tahun 1931 oleh penguasa Soviet yang secara resmi ateis.
Sebelumnya, relikui Santo Nikolas dibawa ke ruang bawah tanah dari Basilika Santo Nikolas di Bari, Italia, sebelum menempuh perjalanan sejauh 3.000 kilometer ke Moskow. Ini menandai pertama kalinya dalam sekitar 10 abad bahwa potongan-potongan tulang dari pria yang jadi inspirasi sosok legendaris Santa Klaus itu dipindahkan dari tempat peristirahatannya.
Lonceng-lonceng gereja-gereja di Moskow lalu berdentang di hari Minggu, 21 Mei 2017, untuk menandai kedatangan relikui-relikui yang dikirim ke Rusia setelah kesepakatan tahun lalu antara Paus Fransiskus dan Patriark Kirill dalam pertemuan pertama para pemimpin Gereja Katolik Roma dan Ortodoks Rusia itu.
Santo Nikolas dari abad keempat itu adalah salah satu pria yang paling dihormati dalam Gereja Ortodoks Rusia. Dia adalah Uskup Myra, sekarang kota Demre di Turki. Setelah kematiannya, pedagang-pedagang Italia membawa tubuhnya dari Myra, yang dikenal sekarang dengan nama Turki, ke Italia.
Relikui-relikui itu akan ditampilkan dalam Katedral Kristus Sang Juru Selamat Moskow sampai pertengahan Juni, kemudian akan dipindahkan ke St Petersburg, kota terbesar kedua di Rusia, sebelum kembali ke Bari, 12 Juli. Diharapkan relikui-relikui itu dikunjungi oleh banyak umat beriman Ortodoks di kedua kota itu. Patriarkat Moskow menggambarkannya sebagai “peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Presiden Rusia Vladimir Putin juga menghargai kunjungan-kunjungan relikui itu. Presiden Rusia itu menjalin hubungan dekat dengan Gereja Ortodoks Rusia. Dia sudah mengunjungi relikui Santo Nikolas di Bari tahun 2007.(pcp bedasarkan Radio Vatikan)