Senin, Desember 23, 2024
31.5 C
Jakarta

Rabu, 17 Mei 2017

vines_in_the_okanagan_valley

PEKAN PASKAH V (P)

Santo Paskalis Baylon
Bacaan I: Kis. 15:1-6
Mazmur: 122:1-2.3-4a.4b-5; R:1
Bacaan Injil: Yoh. 15:18

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”

Renungan

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, sebuah peribahasa yang melukiskan kesamaan antara seorang anak dengan orangtuanya, entah bapa entah ibunya. Mengapa? Pasti bisa dipertanggungjawabkan secara biologis dan secara psikologis. Seorang anak menjadi perpaduan yang mengagumkan antara seorang laki-laki dan seorang wanita. Hidup seorang anak mengalir dari perpaduan itu. Karenanya, seorang anak akan menjadi sangat dekat atau lengket kepada orangtuanya.

Dalam alur yang hampir sama, Yesus kita yakini sebagai pokok anggur, Bapa yang menjadi pengusahanya dan kitalah carang-carangnya. Sebagai carang kita menimba sari kehidupan dari pokok itu. Pokok anggur dengan setia mengalirkan sari kehidupan itu  ke carang-carangnya sehingga berkembang dan daun-daunnya menghijau. Hidup iman kita juga akan selalu subur dan mekar apabila selalu mengambil sarinya dari Tuhan Sang pokok anggur itu. Dari Dia kita menerima energi kehidupan, menerima daya untuk bertumbuh dan menghasilkan buah-buah segar kehidupan. Karena itu, hidup menjadi sebuah upaya untuk selalu bercokol pada Tuhan sebagai  pokok anggur. Karena tanpa Dia kita akan menjadi carang-carang yang lemah tak berdaya dan tak bakal menghasilkan buah-buah kehidupan.

Tuhan Yesus, semoga hidupku selalu terpaut pada-Mu sebagai pokok anggur. Karena aku tahu, hanya di dalam dan bersama-Mu sebagai pokok anggur hidupku akan bertumbuh.  Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2017

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini