Home RENUNGAN Minggu, 23 April 2017

Minggu, 23 April 2017

0

thomas_caravaggio

PEKAN PASKAH II (P)

Minggu Kerahiman Ilahi

Santo Adalbertus; Santo Georgius; Beata Helena dari Udin

Beata Maria Gabriella Saghedu; Egidius dari Assisi

Bacaan I: Kis. 2:42-47

Mazmur: 118:2-4.13-15.22–24; R:1

Bacaan II: 1Ptr. 1:3-9

Bacaan Injil: Yoh. 20:19-31

Setelah Yesus wafat di salib, ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Renungan

Menarik kita perhatikan di sini dalam penampakan kepada para murid, Yesus menunjukkan luka-lukanya (bdk. Yoh. 20:20), malah kepada Tomas, sesuai permintaannya, Yesus menyuruhnya menyentuh luka-luka tersebut (bdk. Yoh. 20:27) agar dia percaya. Luka-luka adalah bukti pengorbanan, bukti kasih. Seorang anak tukang cuci, terharu ketika meraba dan melihat tangan ibunya yang kasar, bahkan juga bekas-bekas luka karena kerja keras mencuci. Dia sadar bahwa hanya karena pengorbanan ibunya itu, dia bisa hidup dan sekolah. Tangan kasar dan bekas luka itu juga kesaksian bagi si anak, bahwa hidup ini penuh perjuangan, dan kita tak boleh menyerah. Luka-luka Yesus menunjukkan pengorbanan-Nya bagi keselamatan kita. Luka-luka itu juga menunjukkan solidaritasnya dengan suka duka hidup kita (bdk. Ibr. 4:15).

Lebih dari itu, luka-luka menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa: Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang diderita-Nya (Ibr. 5:8). Menjadi anak Allah dalam Yesus, kita tak boleh hanya bangga dan ikut mulia bersama-Nya. Kita juga diajak untuk ikut berjuang bagi keselamatan umat manusia dengan segala pengorbanan kita.

Ya Tuhan, demi luka-luka-Mu pulihkanlah iman kepercayaanku dan seluruh dunia. Amin.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version