SABTU PASKAH (P)
Beato Pedro Gonzalez; Beato Damian de Veuster
Bacaan I: Kej. 1:1-2:2 (Kej. 1:1, 26-31a)
Mazmur: 104:1-2a.5-6.10.12.13-14.24.35c; R: 30
Bacaan II: Rm. 6:3-11
Bacaan Injil: Mat. 28:1–10
Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.” Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”
Renungan
Banyak salah kaprah yang mengatakan bahwa malam ini kita belum mengenang kebangkitan Tuhan, kita berjaga(vigili) untuk menyongsong kebangkitan-Nya Minggu pagi. Ini tentu sama sekali tidak benar. Yesus wafat Jumat siang (hari pertama), Jumat malam sudah hari kedua, dan Ia bangkit pada hari ketiga yang dimulai setelah senja hari Sabtu,—perhitungan kalender Yahudi seperti kebanyakan kalender Timur dimulai dengan terbitnya bulan, bukan terbitnya matahari. Malam Paskah adalah perayaan terbesar iman kita. Tradisi Gereja berjaga semalam suntuk dengan penuh syukur dan sukacita mengenang karya penciptaan dan penyelamatan Tuhan dengan berbagai bacaan Kitab Suci. Kita bersukacita karena kebangkitan Kristus adalah Terang bagi dunia yang kita nyatakan dengan upacara cahaya lilin Paskah. Cahaya suci malam ini mengusir kedurhakaan, membersihkan orang berdosa, mengembalikan kesucian kepada yang jatuh, menghibur yang berdukacita. Karena itulah seturut tradisi malam Paskah juga menjadi saat pembaptisan dan pembaruan janji baptis yang didahului litani para kudus.
Paskah senantiasa mengajak kita untuk membuka lembaran baru bagi hidup kita. Walaupun selama ini seperti para murid yang tercerai berai kita meninggalkan Yesus, Dia tidak mendendam. Bahkan Dia menyebut kita murid-murid-Nya saudara-saudara-Ku, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” Bila seperti para murid, kita selama ini belum sungguh mengerti iman kita akan Yesus, kebangkitan-Nya kiranya membuka mata iman kita. Kita diajak kembali pada hidup kita sehari-hari (Galilea kita), namun kini dalam kebersamaan dengan Dia yang hidup dan berkarya bersama kita.
Syukur kepada Allah atas karya agung-Nya pada malam kebangkitan ini. Cahaya kebangkitan Tuhan menyinari seluruh diriku hingga aku menjadi baru kembali. Amin.