Minggu, Desember 22, 2024
31.1 C
Jakarta

Meski mengaku lemah dan rapuh, Pastor Samuel bersedia menjadi Uskup Sintang   

Mgr Agustinus Agus (sedang membaca) didampingi Uskup Penahbis Pendamping Mgr Pius Riana Prapdi (kanan) dan Mgr Yulius Mencucini CP (kiri): Saudara-saudari terkasih Keuskupan Sintang kini mempunyai Uskup baru Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap (memegang tongkat). Foto PEN@ Katolik
Mgr Agustinus Agus (sedang membaca) didampingi Uskup Penahbis Pendamping Mgr Pius Riana Prapdi (kanan) dan Mgr Yulius Mencucini CP (kiri): Saudara-saudari terkasih Keuskupan Sintang kini mempunyai Uskup baru Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap (memegang tongkat). Foto PEN@ Katolik

“Ya, Saya Bersedia!” jawab Pastor Samuel Oton Sidin OFMCap ketika ditanya apakah dia bersedia melaksanakan sampai mati tugas yang dipercayakan para Rasul “kepada kami dan kini akan diserahkan kepada Saudara dengan penumpangan tangan?”

Setelah menjawab rangkaian pertanyaan dari Uskup Penahbis Utama Mgr Agustinus Agus, atau mengucapkan janji sebagai bagian peraturan bahwa orang yang akan ditahbiskan uskup, ditanya di hadapan umat, apakah dia bersedia memelihara iman dan melaksanakan tugas, Uskup Terpilih itu merebahkan diri sambil Litani Orang Kudus dinyanyikan, dan setelah penumpangan tangan dari 30 uskup, Uskup Terpilih menjadi Uskup.

Padahal, dalam pengantar Misa Tahbisan, 22 Maret 2017, Penghargaan Kalpataru 2012 untuk kategori Pembina Lingkungan dengan membangun Rumah Pelangi di Dusun Gunung Benuah, Ambawang, Kalbar, yang lahir 12 Desember 1954 itu menyatakan dirinya lemah dan rapuh.

“Saya menyadari kelemahan dan kerapuhan diri. Oleh karenanya, saya memohon doa dan dukungan supaya bersama saudara-saudari, saya sanggup melaksanakan perintah Tuhan, menggembalakan umat Allah di Keuskupan Sintang ini, dan supaya saya menjadi alter-Krisus bagi saudara sekalian ….

Dalam perjalanan panggilan, kata Mgr Samuel dalam sambutan, dia merasa terkadang seperti Samuel kecil yang kendati berulang-ulang dipanggil tidak cepat mengerti dan menjawab Sabda Tuhan, dan lebih sering, uskup itu merasa tidak berdaya seperti Paulus dalam Galatia 2:20, namun dikuatkan dan dibangkitkan kembali atas kuasa Tuhan sehingga berani mengatakan “bukan lagi aku sendiri yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”

Sadar akan kelemahan dan keterbatasannya, Mgr Samuel percaya bahwa Tuhan akan mencukupkan yang kurang dalam dirinya dan “Dialah yang hidup dan berkarya dalam maupun melalui diri saya.” Maka moto tahbisannya adalah “Non Ego sed Christus in me” (bukan aku tetapi Kristuslah yang hidup dalam diriku). Itulah yang dipilihnya sebagai moto tahbisan.

Meski demikian, Ketua KWI Mgr Ignatius Suharyo mengingatkan Mgr Samuel bahwa panggilan Samuel Kecil ditutup dengan kalimat: “Dan Samuel makin besar. Tuhan menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman Tuhan yang dibiarkan gugur.” Sebagai Samuel zaman sekarang, tegas Mgr Suharyo, Uskup Samuel “akan melaksanakan tugasnya sampai tuntas sebagaimana terpampang dalam lambang beliau, ada tangan kanan Yesus dengan tanda bekas paku dan tangan kiri Fransiskus Asisi dengan stigma yang diberikan kepadanya.”

Maka, Mgr Samuel pantas menjadi Uskup Sintang, “apalagi setelah melewati seleksi begini, yang sandar apakah cepat atau lama, tergantung prosesnya,” kata Mgr Suharyo kepada PEN@ Katolik. Mgr Suharyo percaya, kecintaan uskup baru itu pada lingkungan hidup “pasti pengaruhnya besar di Sintang.”

Namun, dalam surat 21 Desember 2016 tentang pengangkatan Uskup Sintang itu, Paus Fransiskus percaya bahwa Mgr Samuel memiliki banyak keutamaan dan pengalaman pastoral di OFMCap dan di luar “yang nampaknya mampu mengembang jabatan uskup dan menghasilkan buah” bagi keuskupan yang ditinggalkan Mgr Agustinus Agus yang menjadi Uskup Agung Pontianak.

Maka, “dengan menerima nasihat Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa, berkat kuasa apostolik, kami menunjuk dan menetapkan Anda sebagai Uskup Sintang dengan memberikan semua hak dan melimpahkan semua kewajiban seturut hukum kanonik menjadi milik Anda …”

Liturgi Tahbisan Uskup diakhiri Lagu Syukur “Ecce Sacerdos Magnus.” Kemudian Uskup Sintang yang baru memimpin Liturgi Ekaristi, dengan 30 uskup dan sekitar 200 imam konselebran, dalam Misa yang dihadiri lebih dari 10,000 dan dimeriahkan kelompok koor dengan lagu-lagu gaya Dayak dan peralatan musik Dayak. Di akhir Misa, mantan Uskup dan Administrator Apostolik Sintang Mgr Agus melakukan serah terima tugas pelayanan uskup di Keuskupan Sintang dan memohon pamit setelah 20 tahun melayani Keuskupan Sintang.

Ternyata, menurut Mgr Agus, Mgr Samuel adalah satu putra terbaik Ordo Kapusin. Mgr Samuel pernah menjadi Provinsial Ordo Kapusin Provinsi Pontianak, 1997-2003 dan 2009-2012. “Kita sudah mendengar pesan-pesan uskup baru yang sungguh ingin menggembalakan umat Keuskupan Sintang dengan semangat kebapakan, yang ingin hadir sebagai Kristus yang lain di Keuskupan Sintang,” kata Mgr Agus.

Matheus Siong dari Katedral Sintang mengatakan kepada PEN@ Katolik bahwa umat Sintang menghormati siapa saja uskupnya. “Semua umat hormat, karena menurut kita dia orangnya suci, bisa kita ayomi, dan bisa membawa kita ke jalan benar.”

Yakin karena pengalaman uskup itu di bidang lingkungan hidup, Matheus berharap Uskup Samuel memotivasi masyarakat yang berbeda-beda untuk hidup baik dan memberikan contoh kepada masyarakat untuk menyuburkan tanah pertanian buah-buahan.

Sekretaris DPP Fransiskus Asisi Tebet Paulus Christian Prabowo yakin umat Tebet tidak merasa kehilangan “tapi bangga dan bahagia akan kehebatan pastor kami bisa menjadi uskup.” Kesediaan dan kemauannya untuk merangkul semua umat dari semua kalangan, “adalah modal besar Pastor Samuel untuk jadi uskup.”

Sesama pimpinan DPP dari Tebet, Archadius Aldy Rama mengalami Mgr Samuel sebagai bapak yang sangat menyayangi umat dan akrab dengan lingkungan. “Pastoran kami punya arwana di akuarium. Karena cinta lingkungan hidup, dia lepaskan arwana itu ke kolam ikan. Pernah kita hendak membangun di tempat yang ada pohon. Karena dia tidak mau satu pohon pun ditebang, maka bangunan berdiri tanpa menebang pohon, dan kini pohon itu berdiri bersama bangunan baru.”

Gregorius Aries dari Seksi Kepemudaan Sungai Durian melihat uskup baru itu “orangnya akif,” maka dia harap Mgr Samuel membawa perubahan pelayanan karena ada umat mulai mundur dari kegiatan Gereja. “Saya harap kehadiran uskup ini menarik OMK untuk lebih baik dalam kegiatan Gereja,” kata Aries.

Gubernur Kalbar Cornelis melihat tugas dan tanggung jawab Mgr Samuel sangat berat, terutama berkaitan dengan ketidakdisiplinan umat, intoleransi, narkoba, kemiskinan, dan cyber dalam generasi digital. “Ini bisa diatasi kalau keluarga-keluarga punya iman, harapan dan kasih,” katanya.

Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono melihat tahbisan Uskup Samuel sungguh membanggakan karena menyemangati seluruh umat untuk melihat perlunya pemimpin atau gembala yang akan mengarahkan pelayanan pastoral serta membawa perubahan dan perkembangan umat. “Gembala mengenal, mendengar dan mengerti keluhan dan aspirasi iman umat,” kata Mgr Wisaksono.

Kehadiran uskup, imam dan umat dalam jumlah besar “mengharukan” semua yang hadir, karena “semua mengalami sendiri perayaan itu sebagai peristiwa iman, dan tetap dalam suasana doa meski panas suasananya.” Mengingat usia uskup baru sudah di atas 60 tahun, Mgr Wisaksono berpesan agar Mgr Samuel sabar dan pelan-pelan, “tak perlu terlalu terobsesi, tetapi menyerahkan semua kepada Tuhan yang akan membimbing.”(paul c pati)

Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap. Foto PEN@ Katolik
Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap. Foto PEN@ Katolik
Pembawa Persembahan dengan Gaya Dayak dalam Misa Tahbisan Uskup Sintang. Foto PEN@ Katolik
Pembawa Persembahan dengan Gaya Dayak dalam Misa Tahbisan Uskup Sintang. Foto PEN@ Katolik
Uskup Sintang Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap memimpin Misa. Foto PEN@ Katolik
Uskup Sintang Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap memimpin Misa. Foto PEN@ Katolik
Serah terima dari Administrator Apostolik Sintang Mgr Agus kepada Uskup Sintang yang baru, Mgr Samuel. Foto PEN@ Katolik
Serah terima dari Administrator Apostolik Sintang Mgr Agus kepada Uskup Sintang yang baru, Mgr Samuel. Foto PEN@ Katolik
Ketua dan Sekjen KWI Mgr Ignatius Suharyo dan Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC saat ritus penumpangan tangan.  Foto PEN@ Katolik
Ketua dan Sekjen KWI Mgr Ignatius Suharyo dan Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC saat ritus penumpangan tangan. Foto PEN@ Katolik
Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono memberi penumpangan tangan. Foto PEN@ Katolik
Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono memberi penumpangan tangan. Foto PEN@ Katolik
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus yang pernah menjadi Uskup Sintang dan Administrator Apostolik Sintang. Foto PEN@ Katolik
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus yang pernah menjadi Uskup Sintang dan Administrator Apostolik Sintang. Foto PEN@ Katolik
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis. Foto PEN@ Katolik
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis. Foto PEN@ Katolik
Paulus Christian Prabowo  (kanan) dan Archadius Aldy Rama (kiri) dari Paroki Tebet. Foto PEN@ Katolik
Paulus Christian Prabowo (kanan) dan Archadius Aldy Rama (kiri) dari Paroki Tebet. Foto PEN@ Katolik

 

Artikel sebelum
Artikel berikut

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini