Home RENUNGAN Kamis, 30 Maret 2017 

Kamis, 30 Maret 2017 

0

Yesus Besaksi

PEKAN PRAPASKAH IV (U)

Santo Yohanes Klimakus; Santa Roswita

Bacaan I: Kel. 32:7-14

Mazmur: 106:19-20.21-22.23; R:4a

Bacaan Injil: Yoh. 5:31-47

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang Yahudi: “Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?”

Renungan

Murka Allah bangkit atas bangsa Israel yang mengkhianati kasih-Nya. Ia ingin membinasakan bangsa yang keras hati itu, tetapi yang setia kepada-Nya, seperti Musa, akan dijadikan bangsa yang besar. Musa tampil sebagai juru damai. Ia mengingatkan Allah akan janji dan kasih-Nya kepada Abraham-Ishak-Yakub. Allah pun menyesal dan membatalkan malapetaka yang direncanakan-Nya.

Pada zaman Yesus, bangsa itu masih saja bersikeras menolak-Nya sebagai Mesias. Sekalipun pada mereka ada kesaksian Yohanes Pembaptis, Kitab Suci (Taurat dan Kitab para Nabi), Suara Bapa yang berkumandang pada saat pembaptisan di Sungai Yordan, khususnya ajaran dan aneka mukjizat yang dikerjakan Yesus, mereka tetap menolak Dia. Keras kepala dan hati yang membatu adalah tanda kesombongan seorang yang merasa benar sendiri, yang menutup diri atas sapaan kasih Allah. Mari selalu menyediakan waktu untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci agar kita semakin mengenal betapa Allah selalu mengasihi kita dalam diri Kristus, Putra-Nya.

Ya Tuhan, sembuhkanlah kami orang buta, orang congkak hati; dari mati hidupkanlah kami, dari dosa bersihkanlah kami. Bentuk kami menjadi umat-Mu yang setia. Amin.

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version