Pen@ Katolik

Senin, 27 Maret 2017 

Jesus-and-the-Court-Official-–-John-443-54

PEKAN PRAPASKAH IV (U)

Santa Emma, Santo Cyrilus dari Alexandria;

Santo Rupertus, Nikodemus; Santa Lucy Filipini

Bacaan I: Yes. 65:17-21

Mazmur: 30:2.4.5-6.11-12a.13b; R:2a

Bacaan Injil: Yoh. 4:4354

Sekali peristiwa Yesus berangkat dari Samaria dan pergi ke Galilea. Sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Maka kata Yesus kepadanya: ”Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.” Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: ”Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.”

Kata Yesus kepadanya: ”Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: ”Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.” Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: ”Anakmu hidup.” Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Renungan

Yesaya bernubuat tentang langit-bumi baru yang penuh sukacita. Dunia tanpa tangisan lirih dan rintih dukacita. Inilah dunia—lebih tepatnya Yerusalem—yang dipulihan oleh rahmat Allah setelah berakhirnya masa pembuangan, yang oleh Yohanes disebut sebagai ‘Yerusalem baru’, yakni Kerajaan Allah (bdk. Why. 21:1-2).

Dunia baru itu ditandai oleh iman yang tulus dan teguh seperti yang diperlihatkan oleh pegawai istana. Ia mengabaikan komentar Yesus, dan kembali memohon kesembuhan bagi anaknya yang sakit hampir mati. Ia pulang ke rumah dengan iman yang mantap pada Sabda Yesus, dan menjumpai anaknya dalam keadaan hidup dan sehat. Kesembuhan terjadi persis di saat Yesus bersabda: ‘Pergilah, anakmu hidup’.

Yesus Kristus adalah kebangkitan dan hidup (bdk. Yoh. 11:25). Ia membawa hidup kekal yang telah dimulai sejak kita mengenal Bapa, satu-satunya Allah yang benar, dan mengimani Yesus, Sabda-Nya (bdk. Yoh. 17:3). Masa Prapaskah adalah saat yang tepat untuk membarui komitmen iman kepada-Nya. Kita tidak mengharapkan hidup tanpa penderitaan, sakit dan kematian, tetapi kekuatan kasih dan damai-Nya, yang setia menaungi ziarah hidup kita.

Ya Tuhan, berikanlah aku hidup berlimpah yang Dikau janjikan. Semoga aku dapat menikmati hidup ini dengan iman yang tidak pernah layu; iman yang membuat aku mampu melangkah sekalipun dengan beban hidup yang berat. Amin.