“Rencana, kalau tidak ada perubahan, tanggal 19 Mei 2017, di Semarang,” kata Pastor Robertus Rubiyatmoko Pr menjawab pertanyaan PEN@ Katolik tentang rencana tahbisannya sebagai Uskup Agung Semarang.
Pastor Rubiyatmoko, yang pengangkatannya sebagai uskup telah diumumkan tanggal 18 Maret 2017, berbicara dengan media ini di Sintang, Kalimantan Barat, setelah Misa Tahbisan Uskup Sintang, Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap di Stadion Baning Sintang, 22 Maret 2017.
“Saat itu saya harapkan rahmat Tuhan yang makin berlimpah, sehingga saya bisa mengemban tanggung jawab penggembalaan ini dengan baik, sesuai visi dan misi Gereja Katolik universal, dan dengan demikian saya bisa melanjutkan apa yang diharapkan Paus untuk Gereja kita,” lanjut imam yang kini bertugas sebagai Vikaris Yudisial Keuskupan Agung Semarang (KAS).
Doktor Hukum Gereja dari Universitas Kepausan Gregoriana, Roma, itu melihat pengangkatannya sebagai uskup sebagai tugas penggembalaan. “Artinya Paus menghendaki saya untuk membantu dia menggembalakan umatnya di KAS, syukur nanti bisa membawa mereka semakin dekat dengan Tuhan. Itulah yang akan saya coba terapkan dalam penggembalaan saya.”
Melihat tahbisan Uskup Sintang hari itu, Pastor Rubiyatmoko merasa itu tak mungkin terjadi tanpa rahmat Tuhan dan dukungan umat beriman. “Mengingat keberadaan dan kelemahan manusiawi saya, sebagaimana disampaikan Mgr Samuel, tak mungkin, namun karena rahmat Tuhan, yang menghendaki dan yang menginginkan, serta didukung oleh semua umat beriman dengan doa-doanya, maka semua bisa terjadi. Itu suatu hal yang tak bisa dilupakan,” kata imam itu.
Rencana induk KAS mencoba membawa peradaban kasih di tengah masyarakat Indonesia. Kebetulan sekali, kata imam itu, tema Asian Youth Day (AYD) tentang multicultural sangat cocok dengan itu. “Maka kami berharap OMK di KAS dan Asia berani untuk sungguh menghargai multicultural yang ada dan sungguh hadir di sana membawa terang Kristus, sehingga Kristus sungguh-sungguh hadir dalam masyarakat plural,” kata Rubiyatmoko seraya meyakini bahwa kiprah OMK sangat besar.
Kalau OMK bisa membangun kerja sama dan jejaring yang bagus, “maka ke depannya akan semakin bagus,” kata uskup terpilih itu.
Pastor Rubiyatmoko mengaku belum memilih moto tahbisan, “namun saya banyak terinspirasi dengan apa yang banyak disampaikan oleh Sri Paus terkait dengan Misericordiae Vultus, soal kerahiman dan soal perhatian kepada kawanan yang mengalami kesusahan dan kesulitan, dan sesuai bidang ilmu saya, saya harapan untuk menangani kasus dalam masyarakat khususnya dalam keluarga-keluarga.”
Uskup terpilih itu menangkap hal itu sebagai yang sangat penting sekali sekarang ini, maka “nanti saya akan mengajak para imam KAS untuk sungguh-sungguh mempunyai hati untuk domba-dombanya.”
Imam itu bersyukur karena pendahulunya Mgr Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta yang meninggal 10 November 2015 sudah meletakkan dasar yang sangat kuat termasuk merancang Rencana Induk Pastoral KAS sampai 2035 dengan Ardas 5 tahunan.
“Maka kami akan melanjutkan apa yang sudah sangat bagus, karena sudah dipikirkan dengan baik itu, dengan implementasi yang lebih sederhana bagi umat beriman,” kata imam itu seraya menjelaskan bahwa garis besar Ardas untuk lima tahun pertama adalah menciptakan peradaban kasih di Indonesia dengan menciptakan masyarakat yang inklusif, inovatif dan transformatif.(paul c pati)