Jumat, November 22, 2024
31 C
Jakarta

Kebun Organik Taman Eden: Wujud iman dalam dimensi ekologis Keuskupan Bogor

Taman Eden2
WKRI Paroki Katedral Bogor mengumpulkan sampah plastik, menanam jagung, memanen pisang dan ubi dan menjualnya di antara mereka di Taman Eden

Serombongan ibu-ibu anggota dan pengurus Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Ranting Katedral Santa Perawan Maria Bogor mengunjungi Taman Eden, 15 Maret 2017. Mereka datang membersihkan sampah-sampah plastik yang orang buang sembarangan di lahan itu. Selain itu, mereka menanam jagung, memanen petatas dan pisang, serta menjualnya kepada sesama pengunjung.

Kebun Organik “Taman Eden” di Taman Yasmin, Bogor, diresmikan oleh Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM 11 Februari 2017. Saat peresmian itu Mgr Paskalis mengatakan, “Iman yang inkarnatif selalu harus terwujud dalam tindakan nyata, dan sebagai co-creator Allah, kita menjalankan panggilan untuk merawat alam dan bukan merusaknya.”

Guna mewujudkan iman melalui dimensi ekologis. Keuskupan Bogor telah membentuk Biro Ekologi di bawah Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE). Tugas biro itu adalah menganimasi umat untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap alam ciptaan Tuhan.

Salah satu upaya untuk memberi perhatian terhadap alam ciptaan adalah peresmian Taman Eden milik Paroki Katedral Bogor di atas lahan seluas 4100 meter persegi di kawasan Taman Yasmin, tepatnya di Jalan Dadap desa Curug Mekar itu.

Lahan itu kini dijadikan kebun untuk pertanian organik dengan menanam berbagai macam tanaman seperti kacang-kacangan, petatas, jagung, pepaya, serta tanaman buah-buahan seperti duren, dan jeruk.

Kepala Paroki Katedral Bogor Pastor Dominikus Savio Tukiyo Pr mengharapkan lahan itu dapat dijadikan tempat untuk menyalurkan hobi berkebun, dan dapat menghasilkan buah-buah dan sayur-sayuran yang baik.

Namun, dalam pesan saat peresmian, Mgr Paskalis berpesan agar, selain lahan pertanian, lahan itu juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan anak-anak sekolah.

Kebun, yang diberkati oleh Mgr Paskalis, yang sekaligus memberi nama “Taman Eden,” itu dikelola oleh Kelompok Eco 17, sebuah komunitas yang dibentuk Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi dari Paroki Katedral Bogor.

Pasangan suami-isteri Soewondo yang dipercayakan sebagai pengelola kebun itu menerima ibu-ibu dari WKRI yang datang menunjukkan kecintaan mereka terhadap bumi dan siapa pun yang berkunjung ke sana. (Ans)

Taman Eden
Mengumpulkan sampah plastik di Taman Eden.
Taman Eden3
Menanam bibit jagung manis di antara tanaman petatas cilembu.
Taman Eden5
Menjual hasil panen dari Taman Eden.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini