Peringatan 500 tahun Reformasi Protestan memberikan kesempatan bagi umat Katolik dan umat Lutheran untuk melangkah maju menuju rekonsiliasi dan kesatuan penuh umat Kristiani. Itulah pesan Paus Fransiskus di hari Senin, 6 Februari 2017, untuk delegasi ekumenis dari Jerman, yang dipimpin Ketua Konferensi Waligereja Jerman, Kardinal Reinhard Marx, dan Uskup Protestan tertinggi yang juga ketua Gereja-Gereja Injili di Jerman, Heinrich Bedford-Strohm.
Ketika menyambut kedatangan delegasi itu di Vatikan, demikian laporan Philippa Hitchen dari Radio Vatikan, Paus Fransiskus memuji hubungan positif antara umat Katolik dan umat Lutheran di Jerman. Paus mengimbau mereka agar berani dan yakin dalam perjalanan bersama mereka yang berlangsung terus itu. “Kita menerima baptisan yang sama, kita harus berjalan bersama-sama tanpa kenal lelah!” kata Paus.
Seraya merenungkan peringatan 500 tahun Reformasi, Paus mengatakan, itulah kesempatan untuk kembali menempatkan Kristus pada pusat hubungan ekumenis mereka. Belas kasih Allah juga menjadi kekuatan pendorong Luther dan kaum Reformis lainnya, maka belas kasih Allah harus berada pada inti upaya bersama kita untuk menawarkan kebenaran radikal belas kasih Allah yang tak terbatas kepada pria dan wanita saat ini.
Berbicara tentang tragedi pemecahan dan konflik, yang ditimbulkan oleh kepentingan politik, Paus memuji prakarsa delegasi Jerman itu untuk mengadakan ibadah pengakuan dosa dan rekonsiliasi secara ekumenis dengan judul “Menyembuhkan ingatan – sambil bersaksi tentang Yesus Kristus.”
Umat Katolik dan umat Lutheran juga akan berperanserta dalam acara-acara bersama lainya di tahun ini, kata Paus, antara lain ziarah bersama ke Tanah Suci, kongres untuk memperkenalkan terjemahan baru Alkitab, dan hari ekumenis yang didedikasikan untuk tanggung jawab sosial bersama.
Berkat persekutuan spiritual bersama yang ditemukan kembali dalam beberapa dekade terakhir, Paus mengatakan, umat Katolik dan umat Lutheran dapat bersama-sama menyesali kegagalan Reformasi di kedua pihak, serta menghargai banyak karunia yang diterima dari Reformasi itu.
Tantangan-tantangan iman dan moral yang Gereja hadapi saat ini, kata Paus Fransiskus, mendorong kita untuk meningkatkan upaya dan kerjasama kita dalam melayani orang miskin dan melindungi planet. Di saat terjadi pemecahan serius dan bentuk-bentuk baru pengucilan, kata Paus, kita segera dipanggil oleh Allah untuk mengikuti jalan kesatuan dan rekonsiliasi. (pcp berdasarkan Radio Vatikan)