Pen@ Katolik

Rabu, 18 Januari 2017

Ydsus-sembuhkan-tangan-yang-mati

PEKAN BIASA II (H)
Pembukaan Pekan Doa Sedunia

Santa Priska; Santa Margaretha dari Hongaria

Bacaan I: Ibr. 7: 1–3.15–17

Mazmur: 110:1.2.3.4; R:4bc

Bacaan Injil: Mrk. 3:1–6

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: ”Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian kata-Nya kepada mereka: ”Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: ”Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Renungan

Kadang orang tidak melihat hasil atau buah dari suatu peristiwa. Beberapa orang yang ”jahil” lebih suka mencari kesalahan dan membiarkan kebenaran sebagai efek samping. Kebenaran ada dalam seluruh peristiwa, termasuk prosesnya. Berhati-hatilah jika kita terlalu mengandalkan pikiran dan kebenaran versi kita sendiri. Kita perlu melihat apa yang diinginkan Allah dalam setiap peristiwa. Semoga hati kita dipenuhi kebaikan, supaya memandang dunia ini dengan mata positif dan menghargai kebenaran di atas kepentingan pribadi.

Sebagai Imam Agung, Yesus mengerti bahwa hidup bukanlah suatu peraturan, melainkan peraturan bertujuan untuk membantu kehidupan. Sebagai suami, istri, atau anak-anak, kita juga mempunyai ”aturan main”, tetapi apakah aturan itu sekadar peraturan duniawi atau memang dimaksudkan untuk kebaikan seluruh keluarga? Kita mempunyai jawabannya, bukan? Semoga kita mendahulukan kesejahteraan bersama di atas kepentingan pribadi. Semoga Allah membantu kita untuk itu.

Ya Yesus, ubahlah hatiku yang kaku dan dingin dan jadikanlah aku pribadi yang hangat dan bersahabat, agar mereka bersyukur atas kehadiranku. Amin.