PEKAN SEBELUM EPIFANI (P)
Santo Yohanes Nepomuk Neumann; Beato Karolus Houben
Bacaan I: 1Yoh. 3:11–21
Mazmur: 100:1–2.3.4.5; R:1
Bacaan Injil: Yoh. 1:43–51
Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: ”Ikutlah Aku!” Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: ”Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya: ”Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya: ”Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: ”Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada-Nya: ”Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: ”Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya: ”Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya: ”Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu.” Lalu kata Yesus kepadanya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Renungan
Jika kita ingin mendekati Allah maka jalan satu-satunya adalah jalan kasih. Kita adalah manusia yang belajar meneladan kebaikan Allah dan menjadikannya sebagai cara hidup. Cinta kasih adalah jalan menemukan Allah. Ketika hati kita penuh kebahagiaan dan belas kasih, kita ingin memberikan diri kita pada orang lain dengan murah hati dan membangun persaudaraan yang baik. Ketika kita berhasil melakukan hal-hal tersebut, kita berhasil menjadi pribadi yang diberkati oleh Allah. Ketika kita menjadi pribadi yang diberkati maka pada saat itu saudara yang berada di dekat kita turut merasakan kasih dan berkat Allah.
Filipus yang bertemu dengan Natanael menginspirasi kita bagaimana kita dapat mengasihi. Kasih itu jangan berpura-pura, melainkan asli dan tulus, apa adanya seperti Natanael. Kasih sejati tidak mengatakan yang tidak benar, melainkan menyampaikannya dengan jujur, meskipun kadang membawa rasa tidak enak. Marilah kita belajar untuk jujur dan tulus. Jika benar katakan benar, jika salah katakan salah, agar kita tumbuh bersama dalam kebenaran.
Ya Allah, jadikanlah aku seperti Natanael yang mencintai kebenaran dan menghindari kepalsuan. Semoga hari ini aku mengatakan yang benar dan melakukan tindakan kasih dengan tulus, demi nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamatku. Amin.