“Apa yang saudara inginkan?” tanya seorang imam kepada lima awam. “Mengucapkan janji sebagai anggota Keluarga Ordo Dominikan,” jawab mereka. Ketika ditanya apakah bersedia menjalani hidup lebih dekat dan terikat kepada Kristus serta pelayanan terhadap Gereja melalui janji kudus demi hidup suci, memasuki kehidupan baru sesuai hidup kerasulan Santo Dominikus, dan menjalankan kerasulan melalui doa, studi, hidup persaudaraan dan pewartaan, mereka menjawab setiap pertanyaan dengan mengatakan: “Ya, dengan pertolongan Tuhan dan pertolongan Romo, saya bersedia.”
Selain lima orang yang menyatakan janji atau kaul atau profes tahun pertama itu, tujuh orang lain memperbaharui janji untuk tahun kedua, dan tujuh lainnya untuk tahun ketiga. Dalam Misa itu, 13 orang juga diterima sebagai postulan dan enam orang sebagai novis Dominikan Awam. Mereka semua berasal dari Jakarta, Cimahi dan Bogor.
Para postulan menerima skapulir kecil serta buku “Petunjuk dan Peraturan Dominikan Awam”, novis menerima skapulir besar, pin, dan buku “Spiritualitas Dominikan”, sementara profes tahun pertama menerima pin salib Dominikan dan Kitab Suci.
Beberapa anggota Dominikan Awam yang berkaul kekal dan beberapa suster OP juga menghadiri Misa Penerimaan dan Pengucapan Kaul dalam Dominikan Awam Chapter Santa Katarina Siena Jakarta bertema “Menjadi Pewarta Belas Kasih Bersama Bunda Maria” di Kapel Santa Helena, Pratista, Cisarua, Jawa Barat, 17 Desember 2016 itu.
Didampingi Presiden Chapter Stephanus Suriaputra OP lima orang itu berjanji, “Dalam nama Tuhan yang Mahakuasa, Bapa, Putra dan Roh Kudus dan bersama Bunda Maria dan Santo Dominikus, saya (mereka menyebut nama satu persatu) di hadapan Romo Andreas Kurniawan OP, moderator yang mewakili Master Jendral Ordo Pewarta, berjanji akan hidup sesuai Anggaran Dasar Dominikan Awam untuk masa satu tahun.”
Dominikan Awam Jakarta sudah menjadi salah satu chapter Persaudaraan Dominikan Awam di dunia dengan nama Santa Katarina Siena setelah mendapat canonical establishment dari Provinsial Imam OP Pastor Gerald Timoner OP dari Filipina, akhir Oktober 2016. Dominikan Awam Jakarta memang sudah mendapat pengakuan Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo. Acara peresmian chapter itu akan ditentukan oleh Provinsial Imam OP yang baru yakni Pastor Jun Sipalay OP.
Pontianak sedang mengajukan permohonan chapter dan segera akan disusul Yogyakarta karena mereka sudah memenuhi syarat minimal yakni memiliki enam anggota kaul kekal dan mendapat rekomendasi dari paroki tempat pertemuan dan rekomendasi uskup setempat.
Persaudaraan Dominikan Awam di Indonesia terpencar di keuskupan agung Jakarta, Pontianak, dan Semarang, serta keuskupan Surabaya, Bandung, dan Bogor. Dari sekitar 200 anggotanya, sudah 32 orang berkaul kekal.
Meski demikian, kata Pastor Andreas dalam homili, “Perjalanan saya, para suster, dan sahabat-sahabat terkasih masih panjang, ngak bisa dimengerti. Yang bisa kita lakukan hanya berdoa supaya sampai di tempat paling bahagia sejati. Doa orang berkaul kekal tentu supaya nanti sampai selesai tetap suster, pastor, dan awam berkaul Dominikan sejati.”
Kalau dalam perjalanan masih jatuh, Pastor Andreas mengajak mereka “melapangkan kembali gapura” untuk berdiri dan dituntun lagi untuk menyambut Raja Mulia. “Setelah bangun dan supaya kuat lagi, bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus. Kita buka pintu hati supaya tidak ada keegoisan dan mau rendah hati membuka hati untuk bisa melihat kehendak Tuhan lagi.”
Hal itu tergambar dalam proses hari itu. Nama orang, yang dipanggil oleh presiden chapter, bangkit dan maju ke depan lalu mengatakan ‘saya hadir’, kemudian mengucap atau membaharui janji untuk profes, melihat atau belajar lebih dalam dan banyak untuk novis, atau masuk dan mengenal untuk postulan.
Sebelum penerimaan dan pengucapan kaul, diadakan rekoleksi agar para aspiran menjadi postulan, postulan menjadi novis, dan profes sementara mengucapkan profes tahun pertama serta pembaharuan janji tahun kedua dan tahun ketiga.
Dalam sesi bersama sebelum Misa, Pastor Andreas bercerita tentang Juana de Aza, ibu dari Santo Dominikus, yang sangat percaya kepada Maria. Imam itu mengajak mereka untuk menggunakan golden time sebaik-baiknya dengan membagikan nilai-nilai dalam diri sendiri teristimewa tentang kepercayaan dan devosi kepada Ibu Maria kepada siapa saja, anak-anak, cucu-cucu atau keponakan.
“Jangan sia-siakan Bunda Maria dan kesempatan emas ini, ajaklah anak berdoa bersama sebelum tidur, atau memimpin doa, dan beri mereka berkat. Inilah kesempatan mewartakan belas kasih Allah. Ini semua jangan lupa diinternalisasikan dalam kehidupan keluarga,” pinta Pastor Andreas.
Pastor juga meminta agar yang profes tidak sekedar senang menulis gelar OP di belakang namanya atau yang novis hingga kaul bisa mengenakan jubah atau skapulir OP saat meninggal. “Bukan sekedar mendapat gelar OP, tapi bagaimana mempraktekannya dalam kehidupan. Bukan boleh atau tidak boleh mengenakan jubah OP saat meninggal, tapi yang penting statusnya diperbaharui atau tidak, bagaimana menggunakan golden time singkat ini dengan sungguh-sungguh, dan apakah merupakan permintaan pribadi atau diijinkan keluarga, sehingga semua yang melihatnya akan sukacita,” tanya imam itu.
Jenderal Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di Indonesia Suster Anna Marie OP senang karena di Tahun Yubileum 800 Tahun Ordo Pewarta lahir anggota-anggota Dominikan Awam baru, bahkan kini lebih banyak dari suster, Dominikan Awam sekitar 200 orang sedangkan suster Dominikan hanya 100 persis. “Luar biasa presiden dan kakak-kakak senior. Kita bersyukur penuh sukacita bukan hanya bisa kumpul tetapi karena kita dipercaya menjadi pewarta belas kasih bersama Bunda Maria, yang jadi idola, figur dan profil kita.”
Selain bersukacita dan bersyukur karena persaudaraan sejati Dominikan bisa diwujudkan di mana pun melalui karya kerasulan, persaudaraan, studi, komunikasi, dan relasi “sebagaimana Bunda Maria sendiri selalu dan terutama berelasi dengan Allah Bapa,” suster juga mengajak Dominikan Awam mengirim anak-anak mereka menjadi suster atau imam Dominikan.
Koordinator Dominikan Awam Indonesia Theophilus Adiwiyarta Atmadi OP mengakui bahwa suster-suster Dominikan mengambil peran penting dalam mengawali munculnya imam Dominikan dan Dominikan Awam di Indonesia.
Menurut Stephanus Suriaputra OP, Dominikan Awam hadir di Pratista untuk menunjukkan komitmen dan ketaatan kepada Allah Bapa. “Kita mau tunjukkan bahwa kita betul mau taat mengikuti semua peraturan dan tata cara Dominikan Awam, bukan hanya sekedar mengucapkan janji, tetapi mau melakukannya dalam kehidupan kita sehari-hari, menjadi berkat bagi banyak orang.”(paul c pati)