Empat bom merusak rumah dan kapel Serikat Yesus (SJ) di Aleppo, Suriah

1
3290

aleppo_0

Patung Salib Yesus yang kedua tangannya terpisah dari badannya adalah satu dari sekian foto yang menggambarkan kerusakan yang terjadi di rumah Serikat Yesus (Jesuit, SJ) di Aleppo, Suriah, pada akhir pekan lalu ketika tiga bom menghantam gedung mereka. Komunitas itu bisa terhindar dari cedera karena mereka sedang melaksanakan retret; namun kapel dan berbagai kantor rusak berat dalam serangan di hari Minggu, 11 Desember 2016.

Sehari sesudahnya, Paus Fransiskus mengirim surat kepada Presiden Suriah, Bashar al-Assad, seraya meminta agar “kekerasan diakhiri dan ditemukan resolusi damai atas permusuhan-permusuhan” di negeri itu. Permintaan itu disampaikan melalui Kardinal Mario Zenari yang baru diangkat dan kini bertugas sebagai Duta Vatikan untuk Suriah, sebagai “tanda khusus kasih sayang (Paus) bagi orang-orang Suriah yang tercinta, yang begitu berat teruji dalam beberapa tahun terakhir,” demikian menurut Kantor Pers Takhta Suci.

Pastor Andrzej Halemba SJ, yang baru-baru ini mengunjungi Inggris untuk berbicara tentang situasi di Suriah, menulis dari Aleppo dengan mengatakan bahwa tiga bom menghantam bangunan-bangunan komunitas Jesuit itu sekitar pukul 18:00 pada hari Minggu.

Pastor Halemba adalah Koordinator Proyek dari Bantuan untuk Gereja yang Membutuhkan (Aid to the Church in Need, ACN) untuk Timur Tengah dan telah bertahun-tahun berkeliling Timur Tengah dan Afrika Utara untuk ACN. Ketika berada di Inggris, imam itu berbagi pengalamannya baru-baru ini serta pikirannya tentang masa depan komunitas-komunitas Kristen yang paling kuno di dunia saat ini.

“Pastor Ziad Hilal SJ dan kelompok itu memulai retret tiga hari dan mereka berada di kapel lainnya,” tulis Pastor Halemba pada hari Minggu. “Syukur kepada Allah tidak ada yang terluka. Biasanya pada hari Minggu ada Misa di kapel yang sekarang rusak parah itu, hari ini tidak ada orang di sana. Semua kaca jendela hancur sehingga mereka akan mengalami malam yang sangat dingin di hari-hari mendatang.”

Imam Jesuit lain, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, membenarkan bahwa komunitas itu beruntung bisa terhindar dari bom. “Setiap Sabtu, orang-orang datang ke kediaman itu untuk melakukan meditasi selama setengah jam, diikuti Misa Kudus pukul 18.00,” jelas imam itu.

“Tiba-tiba terjadi ledakan kekerasan, diikuti ledakan kedua. Aku tiarap di lantai dan ledakan ketiga terjadi. Setelah tenang beberapa saat, aku keluar dari kantor saya untuk melihat kehancuran di mana-mana. Lalu terjadi lagi ledakan keempat dan saya tiarap lagi di lantai di atas puing-puing pecahan kaca. Kerusakan itu terjadi karena empat granat itu,” cerita imam itu.

Pastor Ziad, yang baru-baru ini melewati London, adalah anggota tim yang tetap tinggal di Aleppo, meskipun meningkatnya pertempuran intens yang menewaskan puluhan orang, mengungsikan ribuan orang dan memutuskan saluran air dan listrik bagi dua juta orang di kedua sisi garis depan.

Pastor Dominic Robinson SJ dari Gereja Farm Street mengatakan, mereka berdoa untuk “teman-teman kita,” Pastor Ziad Hilal dan semua orang yang ada di Aleppo saat ini. “Tempat ziarah kami untuk Timur Tengah selalu dipenuhi orang-orang yang datang berdoa dan menyalakan lilin untuk saudara-saudara kita yang terjebak di tengah-tengah tragedi ini, karena begitu banyak orang di sini terkejut melihat bagaimana darah yang tidak bersalah tertumpah dan bantuan diblokir sementara muncul berbagai pendapat berbeda tentang siapa yang harus disalahkan,” tulis imam itu di Facebook.(pcp berdasarkan web Jesuits in Britain)

For fo atas adalah kerusakan di rumah Jesuit di Aleppo. Kredit: Sami Hallaq/Facebook

pastor-andrzej-halemba-sj

 

 

Pastor Andrzej Halemba SJ

1 komentar

  1. Mau tanya aja sama admin disini..
    Apakah pihak gereja mengetahui kejadian yang sebenarnya di Aleppo?
    Ada yang pro dan kontra dengan pemerintah, sehingga muncul berita yang berbeda..
    Contohnya tulisan denny siregar, http://www.dennysiregar.com/2016/12/suriah-bangsa-pemberani.html
    Bisakah pihak gereja memberitakan kejadian yang sebenarnya?
    Seperti dalam berita ini, ada bom yang menghantam gedung, apakah bom itu bertujuan untuk menghabisi pemberontak atau tidak?
    Apabila bisa.. tolong pihak gereja membantu memberitakan kejadian yg sebenarnya, karena posisi gereja yang netral tanpa memihak blok barat maupun blok timur..

Leave a Reply to Andrianus Batal

Please enter your comment!
Please enter your name here