Hari Minggu, 13 November 2016, terlihat perayaan-perayaan Misa khusus di gereja-gereja dan basilika-basilika di seluruh dunia, termasuk di Basilika-Basilika Kepausan di Roma, serta ritus meriah penutupan Pintu-Pintu Suci.
Pintu Suci Basilika Santo Petrus baru akan ditutup oleh Paus Fransiskus sendiri pada Hari Raya Kristus Raja, 20 November 2016, seperti yang ditegaskan oleh Paus sendiri dalam bulla yang mengumumkan yubileum itu.
Mewakili Paus Fransiskus, penutupan Pintu Suci di Basilika Santo Yohanes Lateran, Santa Maria Maggiore, dan Santo Paulus di Luar Tembok dilakukan oleh imam-imam agung dari basilika-basilika itu, masing-masing Kardinal Agostino Vallini, Kardinal Santos Abril y Castelló dan Kardinal James Michael Harvey.
Menurut Uskup Agung Rino Fisichella, Presiden Dewan Kepausan untuk Peningkatan Evangelisasi Baru, diperkirakan 20,4 juta orang menghadiri peristiwa-peristiwa Tahun Belas Kasih di Vatikan selama perjalanan tahun ini, banyak dari mereka melintasi ambang-ambang Pintu-Pintu Suci.
Pembukaan pintu itu secara simbolis menggambarkan konsep bahwa para peziarah ditawarkan “langkah luar biasa” menuju keselamatan selama masa Yubileum itu, dan dengan berjalan melalui Pintu Suci mereka bisa menerima indulgensi penuh.
Dalam kotbahnya untuk Misa di Santo Yohanes Lateran, Kardinal Agostino Vallini berbicara tentang bagaimana Pintu Suci, yang baru ditutup, merupakan tanda yang dapat dilihat dari Yubileum Belas Kasih, tahun di mana kita belajar “sekali lagi” bahwa nasib dunia bukan di tangan manusia, “tetapi dalam belas kasih Allah.”
Kardinal itu mengatakan bahwa dengan merenungkan belas kasih Allah di tahun ini kita telah belajar bahwa belas kasih bukanlah tanda kelemahan atau menyerah, tapi “kuat, murah hati,” radiasi kemahakuasaan Bapa yang penuh kasih, yang “menyembuhkan kelemahan-kelemahan kita, membangkitkan kita dari kejatuhan kita dan mendorong kita untuk berbuat baik.”
Kardinal Abril y Castelló menunjukkan bahwa meskipun Pintu Suci ditutup, “pintu belas kasih Allah selalu terbuka.” Kardinal itu mendorong umat beriman agar kuat dalam kepastian ini dan menjadi saksi-saksi belas kasih yang kredibel di dunia.
Dan dalam kotbahnya, Kardinal Harvey juga merujuk penutupan meriah Pintu Suci basilika itu dengan mengatakan bahwa “di saat yang sama, kita membuka pintu batin ke tahap berikut perjalanan iman, harapan dan kasih kita.”
Dalam sambutan Angelus 13 November 2016, Paus Fransiskus juga menunjukkan bahwa Pintu-Pintu Suci yang sedang ditutup di seluruh dunia menandakan akhir dari Yubileum Belas Kasih.
Yubileum biasa terjadi setiap 25 atau 50 tahun sekali, dan Yubileum luar biasa diminta dilaksanakan untuk beberapa kesempatan tertentu. Dua Yubileum luar biasa diminta dilakukan di abad ke-20: pada tahun 1933, untuk merayakan peringatan ke-1900 penebusan Kristus di tahun 33 Masehi, dan peringatannya yang ke-1950 di tahun 1983.
Santo Paus Yohanes Paulus II juga menggelar ‘Yubileum Agung’ tahun 2000, seraya merayakan peringatan ke-2000 kelahiran Yesus dan awal milenium baru. (pcp berdasarkan Radio Vatikan)