Rabu, 26 Oktober 2016

0
2473

kwi-luk-13-22-30

PEKAN BIASA XXX (H)
Santo Lucianus dan Marcianus

Bacaan I: Ef. 6:1-9

Mazmur: 145:10-11.12-13ab.13cd-14; R:13c

Bacaan Injil: Luk. 13:22-30

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem,  Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: ”Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: ”Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.  Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!  Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir.”

Renungan

Sering kali beberapa anak bertanya: ”Apakah orangtua yang tidak tahu diri harus dihormati juga? Mengapa?” Apa jawaban kita? Mungkin kita bingung, terdiam, tidak tahu jawaban apa yang harus dikatakan.

Rupanya hari ini Paulus menjelaskan pada kita; ”Hai anak-anak, taatilah orangtuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian” (Ef. 6:2). Haruslah demikian; sebuah perintah yang tidak bisa disanggah dan diperdebatkan lagi, memang demikian adanya. Hormat kepada orangtua bukanlah tergantung pada kondisi orangtua kita. Apakah mereka layak mendapat penghormatan atau tidak, masih berguna atau tidak, masih memberi penghasilan atau tidak. Itu semua bukanlah syarat utama untuk menghormati orangtua.

Betapa sulit perintah ini! Lebih mudah menghormati orang yang layak diberi penghormatan, misalnya, orang yang memberi kebaikan dan penghasilan lebih pada kita, orang-orang yang memberikan nilai lebih pada kita. Itu memang mudah, tapi biasa saja; semua orang pun dapat berbuat seperti itu. Maka, Injil hari ini berkata; ”Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!” (Luk. 13:24) Yesus berkata untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga tidak bisa kita hanya menjadi manusia biasa-biasa saja. Kita harus bersedia menjadi manusia yang luar biasa.

Ya Allah Roh Kudus, peganglah tanganku senantiasa. Hidup yang aku jalani ini berlubang dan berliku. Tak mungkin aku sampai pada Bapa kalau Sang Roh itu tiada bersamaku. Aku rindu kelak boleh bersatu dengan Bapa di surga, perkenanlah aku menikmati kebersamaan itu. Amin.

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here