Senin, Desember 23, 2024
26.1 C
Jakarta

Katolik setia pada ajaran Para Rasul karena gunakan kitab-kitab Deuterokanonika

img_2437

Di tengah umat Kristiani saat ini beredar dua macam Kitab Suci, salah satunya disertai tulisan Deuterokanonika. Dalam rangka Bulan Kitab Suci 2016, untuk lebih mengetahui perbedaan dari dua Kitab Suci itu serta lebih mengenal kitab-kitab dalam Deuterokanonika, Komisi Kitab Suci Keuskupan Bandung mengunjungi berbagai dekanat atau juga paroki untuk memberikan Seminar Deuterokanonika.

“Ada dua alkitab yakni Kitab Suci Gereja Katolik yang ada tulisan Deuterokanonika dan Kitab Suci  Gereja-Gereja Protestan yang tidak dilengkapi Deuterokanonika,” tegas Ketua Komisi Kitab Suci Keuskupan Bandung Pastor Istimoer Bayu Adjie Pr saat berbicara dalam Seminar Deuterokanonika untuk Dekanat Pantura di Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah, 4 September 2016. Lebih dari 100 umat dari Paroki Karawang, Purwakarta, Kota Bukit Indah, dan Pamanukan menghadiri seminar itu.

Kalau ada dua Kitab Suci, berarti ada satu yang asli, tegas Pastor Bayu. “Lalu mana yang asli? “Yang asli adalah Alkitab Gereja Katolik!” Pastor Bayu menjawab sendiri. Alasannya, lanjut imam itu, karena Kitab Suci Katolik persis sama seperti yang dipakai oleh Gereja Perdana atau pertama.

Gereja Perdana adalah Gereja zaman Para Rasul yang didirikan pada hari Pantekosta, saat Roh Kudus turun atas Para Rasul. “Saat itulah Yesus mendirikan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Gereja Perdana adalah Gereja yang mengalami kehidupan Para Rasul. Kita bukan Gereja Perdana tetapi masih nyambung dengan Gereja di zaman Para Rasul karena Gereja kita didirikan di atas dasar batu karang yakni Petrus,” kata Pastor Bayu, seraya mengutip Matius 16:18 “Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini saya akan dirikan  Gereja-Ku.”

Dengan adanya Deuterokanonika dalam Kitab Suci Katolik maka Alkitab Gereja Katolik memiliki 45 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru, sedangkan Alkitab Gereja-Gereja Protestan memiliki 39 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru. Alkitab Gereja-Gereja Protestan tak memiliki bagian yang disebut  Deuterokanonika, sedangkan kitab-kitab Perjanjian Baru persis sama.

Gereja-Gereja Protestan, jelas Pastor Bayu, “hanya mengakui 39 kitab, karena mereka mengikuti pendapat Martin Luther, seorang imam Gereja Katolik asal Jerman yang kemudian membelot karena melancarkan protes, maka kelompoknya disebut Gereja Protestan. Martin Luther membuang Deuterokanonika dan tidak lagi menganggapnya sebagai bagian alkitab.”

Pastor Bayu menjelaskan bahwa “Gereja-Gereja Protestan mengikuti pendapat Martin Luther kira-kira 500 tahun lalu dan Deuterokanonika dibuang dan jadilah alkitab tanpa Deuterokanonika seperti yang dipegang oleh umat Protestan.” Padahal, Alkitab atau Kitab Suci yang asli, menurut Pastor Bayu, sebenarnya sejak zaman Para Rasul atau sekitar 2000 tahun lalu sudah berisi Deuterokanonika, “sama seperti Kitab Suci Gereja Katolik sekarang.”

Jumlah Deuterokanonika ada tujuh yakni empat kitab sejarah (Tobit, Yudit, Makabe I, Makabe II), dua kitab puitis-hikmat (Kebijaksanaan Salomo, Putra Sirakh), satu kitab nabi (Barukh). Tapi seakan-akan ada 10, karena ada Tambahan Ester, Tambahan Yeremia dan Tambahan Daniel. “Istilah tambahan itu mengganggu padahal Martin Luther yang mengurangi, karena soal bahasa. Yang bahasa Yunani dicabut. Bagian-bagian ini memang berbeda bahasanya. Karena bahasanya berubah maka Martin Luther mencabutnya.”

Ditegaskan bahwa Deuterokanonika adalah kitab-kitab dalam Perjanjian Lama, “bukan kumpulan kitab tersendiri, sehingga Gereja Katolik tetap hanya  memiliki dua bagian Kitab Suci, yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, namun di dalam Perjanjian Baru terdapat Deuterokanonika.”

Perjanjian Lama adalah Kitab Suci Yahudi. Orang Yahudi kuno, jelas imam itu, memiliki Kitab Suci yang disebut Perjanjian Lama oleh orang Kristen, sedangkan orang Yahudi sendiri tidak menyebut Kitab Sucinya sebagai Perjanjian Lama karena itu satu-satunya Kitab Suci mereka. Mereka menyebutnya Tanakh (berbahasa Ibrani) dan “LXX” atau Septuaginta (berbahasa Yunani).

Tanakh sama dengan torak atau nabi dan ketubin, sedangkan LXX disebut Septuaginta karena waktu itu orang-orang yang di luar Palestina tidak bisa mengerti bahasa Ibrani maka diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh 70 orang, dan 70 itu dalam bahasa Yunani adalah Septuaginta.

Jadi ada dua macam Perjanjian Lama dengan dua perbedaan bahasa di atas. Perjanjian Lama Ibrani tidak sama dengan Perjanjian Lama Yunani. Perjanjian Lama Yunani (LXX) memuat semua Perjanjian Lama Ibrani (Tanakh) ditambah dengan kitab-kitab yang kini disebut Deuterokanonika. Orang-orang Yahudi juga menganggap Perjanjian Lama Yunani sebagai Kitab Suci yang memiliki wibawa sama dengan Perjanjian Lama Ibrani.

Kitab Suci Yahudi ada dua yakni Tanakh berbahasa Ibrani dan Septuaginta berbahasa Yunani, jelas Pastor Batu, Tanakh dipakai oleh umat Yahudi di Palestina (Yerusalem), sedangkan Septuaginta dipakai oleh umat Yahudi di perantauan. “Dua versi Kitab Suci Yahudi itu beredar sebab orang Yahudi di Perantauan tidak lagi mengerti bahasa Ibrani. Maka, mereka memakai Kitab Suci berbahasa Yunani yang mereka pahami. Waktu sampai tahun 90 AD, belum ada kanon resmi yang menentukan manakah Kitab Suci Yahudi. Jadi, ‘batasnya’ belum jelas,” kata Pastor Bayu.

Ketua Komisi Kitab Suci keuskupan Bandung itu menegaskan, “Katolik memakai LXX atau Septuaginta  yaitu Perjanjian Lama Yunani yang berisi semua kitab dalam Perjanjian Lama Ibrani  dan kitab-kitab yang kini disebut Deuterokanonika, karena Gereja Para Rasul (Gereja Perdana) memakai Perjanjian Lama Yunani sebagai Kitab Suci mereka. Berarti, Gereja Katolik setia kepada ajaran iman Para Rasul.” (paul c pati)

img_2423

 

img_2431

img_2427

Komentar

  1. Mohon dijelaskan juga berdasarkan uraian di atas bahwa Deuterokanonika ada 7 dan (protokanonika) ada 39. Mengapa Kitab Suci Katolik PL jadi 45 kok bukan 46?
    Trm kasih.

  2. disebabkan munculnya banyak tulisan tulisan sesat yg mengatasnamakan kitab suci. Atas dasar penerus suksesi rasuli simon petrus dan pemegang kunci kerajaan surga sebagai mana amanat Kristus maka gereja mengkanonisasi KS. Tetapi berabad abad setelahnya martin luther yg protes membuang beberapa bagian kitap suci untuk mendukung protesnya itu. Dulu kitap suci tidak segampang seperti sekarang ini didapatkan makanya masyarakt umum sangat gampang terpengaruh dengan Ks m luther yg menjadi pengikutnya dan di tambah rasa iba melihat martin luter yg dikucilkan…
    Tp sekarang buah martin luther adalah terbentuknya kurang lebih 280 rb sekte protestan yg masing masing mengklaim kebenarannya.
    ‘Mari bersatulah dengan Gereja Katolik penerus suksesi rasuli simon petrus, satu, kudus dan apostolik’

    • Setuju…. Karena Martin Luther gereja terpecah belah…. Yang jelas suksesi Rasul Petrus sangat dipercaya dan terpercaya…. Semoga umat semakin melek dan dapat melihat kebenaran gereja Katolik yang mana merupakan suksesi rasul Petrus sang Kefas.

    • Ada film tentang kisah para rasul di Netflix, judulnya A.D Kingdom and Empire. Baru 1 season, belum selesai. Di dalamnya ada cerita tentang Rasul Paulus. Mudah2an film ini akan dilanjutkan ke season-season selanjutnya.

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini