Home RENUNGAN Jumat, 19 Agustus 2016

Jumat, 19 Agustus 2016

0

the-pharisees-question-jesus

PEKAN BIASA XX (H)

Santo Yohanes Eudes; Santo Ludovikus;
Ezekhiel Moreno; Guerikus Abas

Bacaan I: Yeh. 37:1-14

Mazmur: 107:2-3.4-5.6-7.8-9; R:1

Bacaan Injil: Mat. 22:34-40

Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka. Seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: ”Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Renungan

Hukum utama seolah menjadi trade mark para pengikut Yesus. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Dengan luar biasa Tuhan Yesus meringkas apa yang menjadi inti sari keagamaan pada zaman-Nya seperti yang terungkap dalam Kitab Suci orang Yahudi.

Yesus menyebut tiga hal paling hakiki dalam hidup manusia sebagai alat untuk mengasihi Allah, yaitu dengan hati, jiwa, dan akal budi. Artinya, mengasihi Allah bukan soal teori-teori suci, bukan cuma kata-kata indah, atau konsep-konsep pemikiran teologis belaka. Harmoni antara Hati-Jiwa dan Akal Budi membuat manusia seimbang dalam mengasihi Allah, termasuk juga dalam mengasihi sesamanya. Kasih menjadi tolok ukur yang utama dalam menentukan sikap dari setiap peraturan yang dibuat oleh manusia.

Dari keseimbangan dalam mengasihi Allah secara tepat inilah akan mengalir sikap yang seimbang kepada sesama, yaitu mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. Itulah ukuran yang paling tepat sehingga manusia tidak terjerumus pada cinta diri dan egoisme yang semu.

Tuhan Yesus, kuserahkan hati, jiwa, dan akal budiku. Kuserahkan segala kemerde­kaanku pada-Mu. Biarlah rahmat mengalir dalam diriku, membuat aku mengasihi setiap pribadi di sekitarku. Amin.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version