Jumat, November 22, 2024
33.6 C
Jakarta

Mgr Pandoyoputro minta suster ALMA jadi ragi dan tidak tinggalkan panggilan

umat mengikuti misa Kaul Kekal ke-44 Suster ALMA (1)

Setelah menjalani retret selama 50 hari, sebanyak 44 Suster Alma berkumpul di aula Susteran ALMA di Kawasan Panti Asuhan Bhakti Luhur Malang untuk mengucapkan kaul kekal di hadapan Mgr Herman Joseph Pandoyoputro OCarm dan disaksikan oleh anak-anak cacat.

Mantan Uskup Malang itu meminta para suster itu untuk  menjalani kehidupan seturut statuta dan aturan yang terdapat dalam Institut Sekulir ALMA. “Kalian ini merupakan awam puteri yang berkaul kekal. Kalian awam yang diberikan kepercayaan secara khusus oleh pendiri kalian, Romo Paul Janssen CM, terlebih oleh Gereja. Gereja membutuhkan kalian,” kata Mgr Herman.

Ditegaskan bahwa mereka dipanggil menjadi ragi. “Ragi yang harus bisa menghayati Injil, ragi yang harus bisa mewartakan kebaikan Yesus Kristus, dan ragi yang tidak mementingkan diri. Artinya Anda harus kuat dalam godaan dan tidak meninggalkan panggilan sebagai seorang ALMA puteri.

Jika terjadi demikian, Mgr Pandoyoputro mengingatkan, “Anda telah menyakiti hati anak-anak cacat yang kalian rawat dan pelihara sebagai darah daging sendiri. Pimpinan kalian seorang ibu. Hargai ibu pimpinan kalian. Terlebih hargai penghayatan hidup berkaul kekal Anda.”

Pastor Hendrik Paul Janssen CM, Pastor B Adi Saptowidodo CM, Pastor Yulianus Astanto Adie CM, dan Pastor Matheus Kamsiaji OCarm menjadi konselebran dalam Misa yang diawali dengan tarian Bajawa, Flores, NTT, dan disemarakkan dengan koor dari para Bruder ALMA dan Suster-Suster Novis ALMA. Anak-anak cacat yang dirawat di Panti Asuhan Bhakti Luhur pun hadir dalam Misa itu.

Pimpinan ALMA Puteri, Ibu Theresia Sutinem ALMA, dalam sambutannya, meminta para suster untuk menghayati dengan kerendahan hati dan penuh iman apa yang telah mereka janjikan di hadapan Tuhan melalui uskup dan para imam, serta didengar langsung oleh umat, “terlebih lagi oleh anak-anak cacat yang hidup dan hadir di tengah-tengah kalian.”

Janji itu, tegas Suster Theresia, bukan sekadar janji, “bukan juga sekadar pengucapan kata per kata, atau kalimat per kalimat, tetapi ingatlah apa yang telah dikatakan, ingatlah apa yang telah disampaikan, ingatlah apa yang telah dijanjikan.”

Semestinya perlu diketahui, lanjut suster, bahwa tidak boleh menoleh ke belakang, seperti pesan yang telah disampaikan Yesus sendiri bahwa “barangsiapa yang mau menjadi murid-Ku dan mengikuti-Ku, ia tidak boleh melihat ke belakang. Jika masih melihat ke belakang, ia tidak layak menjadi murid-Ku.”

Selesai Misa, salah seorang suster yang mengucapkan kaul kekal Suster Anastasia Hoar Berek ALMA mengatakan bahwa dia bersama rekan-rekannya yang baru diterima sebagai anggota Institut Sekulir ALMA Puteri melalui pengikraran kaul kekal, sangat berterima kasih atas kebesaran dan kasih setia-Nya dalam membantu mewujudkan panggilan sebagai pekerja-Nya.

“Ini momentum yang kami nantikan dengan sabar dan penuh perjuangan yang cukup melelahkan. Setiap perjuangan, tentunya menorehkan secercah kebahagiaan. Dan itu sudah kami dapatkan hari ini,” kata Suster Anas. (Felixianus Ali)

Penari mengiring Ajuda pembawa Salib dan Lilin bersama   rombongan ke-44 Suster Kaul Kekal ditemani Uskup dan para Imam menuju   gedung aula untuk memulai perayaan misa

Uskup Herman dan dibantu 2 Imam (1)

Usia Misa

 

 

Artikel sebelum
Artikel berikut

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini