Jumat, November 22, 2024
33.6 C
Jakarta

Salib IYD di Talaud berpindah tangan tanpa melihat latar belakang agama

Salib IYD Talaud

Prosesi Salib Indonesian Youth Day (IYD) di Paroki Maria Ratu Damai Melonguane, Kepulauan Talaud, membawa persatuan antara pemerintah dan Gereja dan antarumat beragama serta adat karena selain OMK dan imam, pemimpin pemerintahan, agama Kristen dari berbagai denominasi serta Islam, dan adat menyambut Salib IYD, “Salib Kristus yang menyelamatkan semua manusia.”

Diantar oleh Kepala Paroki Santa Familia Mangaran Pastor Donald Liuw Pr bersama ratusan umat dengan perahu Maranatha, Salib IYD tiba di Paroki Melonguane 9 Juli 2016, dan diserahkan kepada Inangu Wanua (pimpinan adat) Melonguane. Salib IYD lalu diserahkan secara bergantian kepada Wakil Bupati Kepulauan Talaud Petrus Simon Tuange, Camat Melonguane Oni Maliatja, Ustad Yusril Maliki, Pendeta A Awaeh dari Gereja Masehi Injili di Talaud (Germita) Ebenhaezer dan Ketua OMK Paroki Melonguane Wildy Mandag.

Salib lalu diarak menuju Gereja Melonguane sambil berjalan kaki dengan iring-iringan forider, Putra-Putri Altar, Drum Band dari Paroki Familia Mangaran, panji serta Bendera Merah Putih dan Bendera Kuning Putih, tokoh adat, tokoh umat dan undangan. Di belakangnya ada Wanita Katolik RI dan rombongan umat dari tiga wilayah rohani yang berada di pusat paroki.

Di depan Gereja Melonguane, salib diserahkan oleh Wildy kepada Ketua Kaum Bapa Katolik (KBK) Paroki Melonguane Yohanis B K Kamagi yang lalu menyerahkannya kepada Ketua WKRI Henny Paulina Totopandey, Ketua DPP Nelson Udang, dan Kepala Paroki Melonguane Pastor Delis Umbas Pr untuk ditahtakan di pendopo pastoran dan dilanjutkan dengan doa dan pengormatan salib.

Setelah penghormatan salib, pukul 11.00 WITA Salib IYD diarak ke Stasi Santa Sesilia Kiama di Desa Kiama Barat. Di pertigaan pintu masuk desa itu, Salib IYD disambut bukan hanya dengan tarian adat tetapi juga dengan kata-kata adat oleh pentua adat.

Salib yang Wildy serahkan kepada pentua adat untuk selanjutnya diserahkan kepada Kepala Desa Kiama Barat Karel Losoh, perwakilan Gereja Germita dan Pantekosta dan OMK Stasi Kiama, Hany Pasiak, kemudian diarak dengan jalan kaki menuju gereja stasi dan ditahtakan di sana sekitar 30 menit.

Di depan Salib IYD itu seluruh umat menaikan ujud doa dan penciuman salib yang dipandu oleh Frater Wayan Sugiarta. Usai penciuman salib dan pemberkatan dengan salib itu oleh Pastor Umbas, salib itu dilepas kembali secara adat dan melanjutkan perjalanan menuju Stasi Beo dan Stasi Rusoh.

Salib IYD tiba kembali dan ditahtakan di Gereja Melonguane sekitar pukul 17.00. Dan, setelah sekitar 63 jam berada di Gereja Melonguane, tanggal 12 Juli 2016 salib itu diarak menyeberangi lautan menuju Stasi Santo Theodorus Bitunuris.

Sekitar Pukul 08.30, salib itu dibawa oleh Pastor Umbas dan Frater Wayan Sugiarta bersama puluhan umat dari pusat paroki dengan iring-iringan speedboat dan empat buah pamboat yang dihiasi umbul-umbul warna-warni serta Bendara Merah Putih dan Bendera Kuning Putih.

Tiba di pantai Lawasan Desa Salibabu, sekitar Pukul 10.00, Salib IYD diterima dengan kata-kata adat oleh Karel Salettia mewakili Keluarga Besar Salettia-Tahue, perintis Katolik di Desa Bitunuris. Salib itu lalu diarak dari Desa Salibabu ke Desa Bitunuris dengan iringan sepeda motor dan pickup.

Di ujung Desa Bitunuris, Salib IYD disambut dengan genderang tambur, tari-tarian dan kata-kata adat lalu diserahterimakan bergantian dari Pastor Umbas kepada Camat Salibabu Nelson Sarempaa kemudian Pentua Adat Vanis Saliada. Salib lalu diarak menuju Gereja Stasi Bitunuris dengan berjalan kaki sejauh satu kilometer.

Prosesi itu dibagi lima perhentian. Di setiap perhentian, Salib IYD dipegang bergantian oleh pentua adat Vanis Saliada dan Hibor Leleran, Sekretaris Desa Bitunuris Nelson Pande, Kepala Desa Bitunuris Selatan Heli Porobaten, Pendeta Jemaat Torsina Nelci Elungan, Pendeta Gereja Pantekosta Solafide Bitunuris Selatan Dance Sarempaa, Wakil Pemuda Adven Wilfen Tamahea dan OMK Kanisius Leleran serta Dewan Pastoral Stasi Bitunuris M Pande Wodo, yang kemudian mentahtakannya di gereja stasi.

Ratusan umat Kristen dari berbagai demonisasi mengiringi Salib IYD meski matahari begitu menyengat. Mereka bahkan ikut acara pentahtaan salib dan menyampakian ujud doa serta penciuman salib yang ditahtakan selama semalam di Gereja Bitunuris. Hari Rabu, 13 Juli 2016, sekitar Pukul 07.00, Salib IYD diarak ke Stasi Fransiskus Xaverius Lirung.

Menurut Pastor Umbas, Salib IYD akan berada selama seminggu di Paroki Melonguane kemudian akan diarak menuju Pelabuhan Manado tanggal 16 Juli 2016 untuk selanjutnya dibawa ke Paroki Santa Maria Siau dan berakhir di Paroki Santo Yohanes Rasul Tahuna di pekan terakhir Juli.

“Terima kasih untuk semua umat yang memberikan diri dalam mensukseskan prosesi Salib IYD dan secara khusus untuk pemerintah Kabupaten Kepulauan, unsur adat, juga Gereja Germita dan Pantekosta serta umat Islam yang terlibat dalam prosesi yang dilakukan,” kata Pastor Umbas, seraya menambahkan bahwa perhelatan akbar OMK se-Indonesia di Keuskupan Manado akan dilakukan 1-6 Oktober 2016.

“Semoga melalui prosesi Salib IYD ini kita semakin menghormati dan mencintai Kristus yang sudah mengorbankan diri di kayu salib untuk menyelamatkan kita,” kata imam itu.(rey)

Salib IYD Talaud (9)

Salib IYD Talaud (2)

Salib IYD Talaud (5)

Salib IYD Talaud (7)

 

Salib IYD Talaud (6)

 

Salib IYD Talaud (4)

Artikel sebelum
Artikel berikut

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini