PEKAN BIASA IX
Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet (P)
Bacaan I: Zef. 3:14-18a atau Rm. 12:9-16b
Mazmur: Yes. 12:2-3.4bcd.5-6; R:6b
Bacaan Injil: Luk. 1:39-56
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: ”Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” Lalu kata Maria: ”Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Renungan
Setelah menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel, Maria yang sedang mengandung Putra Allah mengunjungi sanak keluarganya Elisabeth. Kunjungan itu membawa sukacita bukan saja kepada Elisabeth, tetapi juga kepada anak yang ada di dalam kandungannya sehingga anak itu pun melonjak karena bersukacita. Maria menanggapi sambutan yang penuh sukacita dengan memadahkan kidung: ”Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juru Selamatku” (Luk. 1:46-47).
Sekalipun Maria tidak memahami seluruhnya rencana Allah terhadap dirinya, namun dia tetap membagikan kabar gembira yang diterimanya kepada Zakharia dan Elisabeth. Dalam konteks ini, Maria dapat dianggap sebagai misionaris pertama yang membawa kabar gembira tentang Yesus kepada orang-orang lain. Misionaris adalah orang yang diutus untuk membawakan kabar gembira tentang Yesus kepada orang lain. Sebagai misionaris, Maria telah membawa kabar gembira itu di dalam dirinya dan membagikannya kepada Elisabeth dan suaminya. Kita pun bisa menjadi misionaris kalau kita bisa menampakkan Yesus dari dalam diri kita dan menjadi sumber kegembiraan bagi orang-orang lain.
Tuhan, penuhilah aku dengan sukacita surgawi dan kuatkanlah aku agar aku pun dapat menjadi sumber sukacita bagi orang lain. Amin.