Kamis, 26 Mei 2016

0
2964

Bartimeus1

PEKAN BIASA VIII (H)
Perinatan Wajib Santo Philipus Neri; Santa Mariana dari Quito

Bacaan I: 1Ptr. 2:2-5.9-12

Mazmur: 100:2.3.4.5; R:2c

Bacaan Injil: Mrk. 10:46-52

Pada suatu hari, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho. Ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: ”Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: ”Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan berkata: ”Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: ”Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: ”Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: ”Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: ”Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Renungan

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem untuk mengikuti perayaan Paskah Yahudi, di mana Dia sendiri akan disalibkan, Yesus melewati kota Yerikho. Di kota itu, seorang buta bernama Bartimeus berusaha keras untuk menarik perhatian Yesus kepadanya dengan berteriak keras dan semakin keras berkali-kali: ”Yesus Putra Daud, kasihianilah aku”. Banyak orang menegornya, tetapi ia terus saja berteriak memanggil nama Yesus. Yesus mendekati Bartimeus dan bertanya: ”Apakah yang engkau kehendaki aku perbuat bagimu?” Bartimeus menjawab: ”Rabuni, supaya aku melihat.” Pada saat itu juga Bartimeus melihat dan mengikuti Yesus.

Hal yang menarik dalam diri Bartimeus adalah keteguhan hatinya untuk bertemu dengan Yesus walaupun banyak orang menghalanginya. Keinginan kuat untuk memperoleh penyembuhan terbayar. Yesus mendengarkan dia dan menyembuhkan kebutaannya. Mungkin hal inilah yang kita bisa pelajari dari Bartimeus, yakni keteguhan hati untuk tetap memohon pada Tuhan apa yang kita inginkan. Seperti Bartimeus yang ingin memperoleh kembali penglihatannya, kita juga mesti tahu dengan pasti apa yang kita inginkan dari Tuhan.

Tuhan, secara fisik aku bukanlah orang buta. Tetapi, secara rohani aku terkadang buta ketika aku tidak sanggup melihat kebutuhan sesamaku. Karena itu, aku berdoa: Tuhan, semoga aku dapat melihat. Amin.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here