PENTAKOSTA (M)
Santo Isidor (us); Santo Pakomius
Santa Dymphna; Santa Bertha dari Rupertus
Bacaan I: Kis. 2:1-11
Mazmur: 104:1ab.24ac.29c-30.31.34; R:30
Bacaan II: Rm. 8:8-17
Bacaan Injil: Yoh. 14:15-16.23b-26
Dalam perjamuan malam terakhir Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya: ”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. Jawab Yesus: ”Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Renungan
Dalam bacaan pertama hari ini, kita mendengar lukisan peristiwa Pentakosta. Ketika Roh Kudus belum turun, para murid diliputi ketakutan. Mereka tidak berani keluar rumah karena pimpinan agama Yahudi mengancam mereka. Tetapi, setelah Roh Kudus turun pada hari Pentakosta itu, segala sesuatu telah menjadi lain. Para murid yang tadinya takut, ragu, cemas, bimbang, dan mengunci diri di dalam sebuah ruang tertutup, berubah sama sekali. Petrus dengan lantang memberi kesaksian: ”Hai orang-orang Israel dengarlah perkataanku ini …. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencananya telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan-tangan durhaka, tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut” (Kis. 2:23-24).
Dari peristiwa Pentakosta itu, kita mendapat pesan yang kuat tentang peran Roh Kudus itu. Roh Kudus mampu memberi semangat baru kepada kita. Ia mampu mengubah hidup kita. Ia mampu membuat kita menjadi saksi dan tidak takut lagi akan risiko akibat kesaksian itu. Roh Kudus itu berkuasa dan bahkan jauh lebih kuat dari kecemasan kita. Mungkin terkadang kita mengeluh atau cemas tentang berbagai hal. Namun, persoalannya ialah apakah kita cukup membuka diri terhadap Roh Kudus. Apakah kita terbuka terhadap Roh Kudus dan membiarkan Dia berkarya di dalam diri kita?
Utuslah Roh Kudus-Mu, ya Tuhan, agar hidupku diciptakan baru lagi! Amin.