Jumat, Desember 27, 2024
32.2 C
Jakarta

Mgr Suwatan tahbiskan tujuh imam baru dari keluarga-keluarga sederhana

Tahbisan imam di Manado5

Mgr Joseph Theodorus Suwatan MSC menahbiskan imam tujuh diakon, tiga praja dan empat MSC di Katedral Hati Tersuci Maria Manado, 9 April 2016, dengan mengatakan bahwa keluarga adalah tempat anak-anak bertumbuh dan berkembang dalam suasana cinta kasih, serta menyebutkan keluarga dari para calon tahbisan satu demi satu.

Ketujuh imam baru itu adalah Pastor Dismas Valens Salettia Pr, Pastor Made Juniarta Pr, Pastor Maxi Manewus Pr, Pastor Tabah Susanto MSC, Pastor Tabah Susanto MSC, Pastor Frangky Rengkung MSC, dan Pastor Agustinus Maming MSC. Para imam konselebran Misa itu sekitar 120 orang. Selain dari Keuskupan Manado, ada imam yang datang dari Jawa Tengah, Jakarta, Makassar, dan Tanjung Selor.

Menurut catatan di sebuah milis yang ditulis oleh Pastor Albertus Sujoko MSC dari Seminari Hati Kudus Pineleng, Sulawesi Utara, “Yang mengesan untuk saya adalah bahwa mereka semua adalah anak-anak dari keluarga sederhana. Seperti saya juga adalah anak dari petani sawah yang miskin.”

Dalam refleksinya, imam itu menulis bahwa sepertinya memang anak-anak dari keluarga sederhana dan keluarga miskin yang banyak terpanggil menjadi imam. “Kalau anak keluarga kaya jarang sekali terpanggil menjadi imam.”

Menurut imam itu, mungkin karena secara psikologis anak orang miskin memang punya daya tahan untuk menderita dan berkorban karena sudah biasa menderita, atau menjadi imam adalah sarana untuk mencari status dan mendapatkan kehidupan yang enak. “Tentu ada banyak teori bisa diberikan untuk menafsirkan gejala itu,” kata Pastor Sujoko seraya menguraikan asal usul ketujuh imam baru itu.

Pastor Dismas berasal dari Desa Mangaran di Sangihe Talaud. Ayahnya adalah sepupu dari Pastor Julius Salettia dan Benny Salettia. Jadi Dismas adalah pastor Salettia ketiga. “Keluarga itu telah mendidik anaknya sedemikian rupa, sehingga Dismas kecil merasakan pengalaman kasih sayang dan merasa terpanggil menjadi imam,” tulis Pastor Sujoko.

Pastor Made adalah orang Bali. Ia adalah anak transmigran dari Bali yang tinggal di Tolai, Sulawesi Tengah. Keluarganya biasa bekerja keras di sawah. Orangtuanya yang rajin bekerja di sawah dan sederhana itu datang ke Katedral Manado yang megah. Waktu latihan malam sebelumnya, kara seorang pastor, orangtua dari diakon Made melepas sendalnya sebelum masuk Katedral, dan mereka diminta untuk memakainya kembali.

“Sikap spontan orang sederhana yang sangat menghormati tempat suci yang mungkin mereka rasakan sebagai tempat yang megah dan bersih, sehingga harus melepas sendal. Kita perlu belajar memiliki kepekaan akan sakralitas semacam itu, yang muncul dari hati yang sederhana,” tulis imam itu.

Pastor Maxi berasal dari desa Maumbi, tidak jauh dari Manado. Ayahnya sudah meninggal sehingga ia didampingi oleh kakaknya, mantan frater MSC, dan ibunya.

Pastor Jacson berasal dari Desa Rumengkor. Dia adalah angkatan tahbisan tahun lalu yang tertunda tahun ini.

Pastor Tabah berasal dari stasi paling selatan dari Keuskupan Manado yaitu Stasi Sampean Tabah, di Beteleme, Paroki Poso. Kalau Mangaran asal Pastor Dismas adalah ujung utara, maka Sampean Tabah adalah ujung selatan dari Keuskupan Manado, berbatasan dengan Keuskupan Agung Makasar.  “Coba lihat … Tuhan memanggil mereka dari ujung utara dan ujung selatan batas-batas Gereja-Nya di Keuskupan Manado,” tulis imam itu.

Pastor Frangky berasal dari desa Kinilow, Paroki Kakaskasen, Tomohon. Pastor baru yang punya bakat intelektual sangat baik dan pandai menulis itu adalah anak dari keluarga yang sangat sederhana. “Bisa dilihat juga penampilan papa dan mamanya waktu mendampinginya di Katedral. Bapa dan ibu itu adalah orang-orang kampung yang sederhana dan tidak pandai, namun anak keturunannya kini menjadi imam dan memiliki bakat kepandaian yang baik.”

Pastor Agustinus berasal dari Pulau Muna di Sulawesi Tenggara. “Pulau Muna katanya adalah penghasil imam dan biarawan-biarawati. Gereja di Pulau Muna diawali oleh misionaris Jesuit dan MSC yang menanamkan benih iman Katolik di sana dan kini memanen panggilan imamat. Ada beberapa imam MSC berasal dari situ.”(pcp)

Foto-foto berasal dari berbagai sharing via facebook.

Tahbisan imam di Manado6

Tahbisan imam di manado2 dari P Kris Ludong

Tahbisan imam di Manado4

Artikel sebelum
Artikel berikut

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini