Home RENUNGAN Minggu, 27 Desember 2015

Minggu, 27 Desember 2015

0

27-Des-KWI-R-702x336

HARI KE-3 OKTAF NATAL 

Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yosef (P)

Bacaan I: 1Sam. 1:20-22.24-28

Mazmur: 84:2-3.5-6.9-10; R: 5a

Bacaan II: 1Yoh. 3:1-2.21-24

Bacaan Injil: Luk. 2:41-52

Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: ”Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: ”Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

Renungan

Sinetron ”Keluarga Cemara” yang pernah ditayangkan oleh dua stasiun televisi swasta Indonesia beberapa waktu lampau, penuh sarat makna dan nilai kehidupan. Kita dapat belajar mengenai betapa penting nilai sebuah keluarga di dalam kehidupan. Kebahagiaan bukan didapatkan dari gelimang harta, namun semata-mata oleh cinta kasih sebagai dasar kehidupan keluarga.

Yesus pun lahir dari sebuah keluarga di Nazareth. Keluarga sederhana dan pekerja keras, yang mengalami jatuh bangun kehidupan, ambil bagian dalam kekhawatiran dan suka-duka manusiawi. Ia hendak menunjukkan bahwa Allah terlibat dalam keseharian hidup manusia. Keterlibatan cinta Allah dibangun dalam komunitas keluarga untuk mengambil bagian dalam rencana keselamatan-Nya.

Dalam dunia dewasa ini, peranan keluarga teramat penting untuk menata dan melestarikan kehidupan yang manusiawi. Keluarga Nazareth hendaknya menjadi keteladanan kita. Nazareth adalah tempat keseharian hidup dimana kita berada. Di sana kita menemukan Allah yang menyertai kita. Pada Pesta Keluarga Kudus ini, kita berdoa secara khusus untuk keluarga-keluarga Kristiani—semoga semua keluarga, terutama mereka yang sedang menderita, yang sedang bergelut dengan macam-macam persoalan, menemukan tanda harapan yang terkandung dalam kelahiran Yesus.

Ya Allah, Bapa sekalian insan, Engkau menciptakan manusia dan menghimpun mereka menjadi satu keluarga, yakni keluarga-Mu sendiri. Semoga keluarga-keluarga Kristiani selalu Kaudorong untuk meneladani Keluarga Kudus Nazareth, yang hidupnya senantiasa dibangun di atas dasar kasih kepada-Mu dan kasih kepada sesama kami. Amin.

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version