Home KEGEREJAAN Pesan Sinode Keuskupan Bandung: pengalaman pertobatan pastoral

Pesan Sinode Keuskupan Bandung: pengalaman pertobatan pastoral

0

Uskup Bandung

Sinode Keuskupan Bandung 2015 merupakan pengalaman pertobatan pastoral untuk semakin menghadirkan wajah Allah yang berbelas kasih dalam reksa pastoral Umat Allah Keuskupan Bandung pada semua bidang kehidupan umat dan masyarakat.

Demikian bunyi sebuah nomor dalam bagian penutup Pesan Sinode Keuskupan Bandung yang dibacakan dalam Misa di Katedral Bandung tanggal 22 November 2015, oleh peserta sinode yang paling muda, Lulu Kristiana, berusia 18 tahun dari Paroki Santa Maria Fatima, Lembang, dan paling tua yang hadir Matius Suprawoto, 73 tahun, dari Paroki Santo Yusuf, Cirebon.

Pesan itu dikeluarkan bersama oleh para peserta sinode yang berlangsung di Lembang, 20-22 November 2015, dan dipimpin oleh Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC. Untuk mengetahui pesan sinode itu secara lengkap, PEN@ Katolik mengutipnya untuk Anda:

“Sehati Sejiwa Berbagi Sukacita”

Pesan Sinode Keuskupan Bandung 2015

Pengantar

  1. Kita, Umat Allah Keuskupan Bandung, mengucapkan syukur kepada Allah karena boleh melaksanakan Sinode Keuskupan Bandung dalam 3 kali sidang pada tanggal 29-31 Mei 2015, 11-13 September 2015, dan 20-22 November 2015 di Lembang.
  2. Sinode berarti “berjalan bersama”. Dalam terang bimbingan Roh Kudus, para peserta sinode yang berjumlah 208 orang yang terdiri dari wakil para imam, anggota lembaga hidup bakti, umat paroki, lembaga Katolik di Keuskupan Bandung dan undangan khusus lainnya merefleksikan perjalanan bersama sebagai Umat Allah Keuskupan Bandung di tengah-tengah masyarakat.
  3. Para peserta sinode berhasil mengusulkan 37 kebijakan pastoral yang akan menentukan arah perjalanan Umat Allah Keuskupan Bandung untuk 25 tahun yang akan datang.
  4. Dalam sejarah, Keuskupan Bandung telah mengadakan dua kali sinode. Sinode pertama dilaksanakan tahun 1990 dipimpin oleh Mgr Alexander Djajasiswaja. Sinode kedua dilaksanakan 25 tahun sesudahnya pada tahun 2015 ini dipimpin oleh Mgr Antonius Subianto OSC. Di antara kedua sinode tersebut dilaksanakan 3 kali Musyawarah Pastoral yaitu tahun 1999, 2004, dan 2009. Pengalaman dua kali sinode dan tiga kali Musyawarah Pastoral memperlihatkan Umat Allah Keuskupan Bandung yang semakin dewasa, yaitu sehati sejiwa dan siap berbagi sukacita.

Hasil Sinode

  1. Berikut ini adalah rangkuman singkat 37 kebijakan pastoral yang dihasilkan sinode. Kami peserta menyadari bahwa rangkuman singkat ini tidak memuat seluruh kekayaan pengalaman sidang-sidang sinode. Masih akan ada dokumen hasil sinode yang lebih lengkap.
  2. Kaderisasi Kaum Muda. Kita, Umat Allah Keuskupan Bandung, ingin menjadi Gereja yang lebih menarik dan nyaman bagi kaum muda. Untuk itu, akan dilaksanakan kaderisasi kaum muda yang lebih berkesinambungan.
  3. Pastoral Keluarga. Kita akan mengusahakan agar keluarga Katolik semakin menghayati kekudusan dan keutuhan keluarga. Untuk itu, kita akan melaksanakan pastoral keluarga yang terpadu, memberi perhatian kepada keluarga-keluarga kawin campur dan keluarga yang mengalami kesulitan. Kita berusaha mengembangkan keluarga sebagai Gereja rumah tangga, termasuk memastikan terlaksananya pendidikan iman dalam keluarga.
  4. Dialog dengan Umat Beragama Lain. Kita akan terus mengembangkan dialog dan kerjasama dengan umat beragama dan berkepercayaan lain yang dilandasi sikap saling menghormati dan rukun sebagai saudara.
  5. Komunitas Basis. Kita memastikan bahwa komunitas basis adalah cara hidup menjemaat yang sehati sejiwa, berbagi sukacita, dan terbuka pada komunitas lain untuk bertemu dengan Allah serta melayani umat dan masyarakat.
  6. Peran Gembala dan Anggota Lembaga Hidup Bakti. Para gembala dan anggota lembaga hidup bakti menyadari diri sebagai orang-orang terpanggil yang hidupnya dekat dengan Allah agar menjadi inspirasi iman bagi umat serta dapat menumbuhkan benih panggilan bagi anak-anak dan kaum muda. Para gembala umat juga akan aktif 3 terlibat dalam pewartaan dan katekese serta akan mengajarkan dan memimpin perayaan liturgi dengan benar, baik, indah, dan berbuah.
  7. Pewartaan dan Katekese. Kita akan memberi perhatian penting pada pewartaan dan katekese termasuk katekese sakramen sebagai bagian penting kehidupan umat beriman, khususnya untuk anak-anak dan kaum muda, termasuk bagi umat yang tempat tinggalnya jauh dari pusat paroki. Untuk itu, kita akan meningkatkan kuantitas dan kualitas para katekis dan pewarta lainnya, termasuk memperhatikan kesejahteraan dan kehidupan spiritualnya sehingga kehadirannya semakin meneguhkan iman umat.
  8. Keterlibatan dalam Masyarakat. Kita menyadari sebagai bagian dari masyarakat dan untuk itu berusaha terus meningkatkan kesadaran dan kepedulian bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara agar kehadiran kita menjadi kehadiran yang meneguhkan dan penuh sukacita.
  9. Pendidikan. Kita memastikan agar pendidikan katolik yang berbelas kasih dan berkualitas, serta pendidikan iman dalam kerjasama dengan banyak orang dan lembaga dapat terselenggara dan berkelanjutan. Para gembala dan anggota lembaga hidup bakti diharapkan ikut memberi perhatian dan dukungan bagi karya pendidikan Katolik. Kita juga akan memberi perhatian agar mereka yang miskin dan yang berkebutuhan khusus mendapat kesempatan memperoleh pendidikan sesuai dengan kebutuhan mereka.
  10. Kesehatan dan Kematian. Kita memastikan bahwa pelayanan kesehatan terbuka untuk semua lapisan masyarakat agar mereka yang sakit mengalami perjumpaan dengan Allah yang menyembuhkan dan menghidupkan. Kita juga memberi perhatian dan fasilitas pelayanan yang cukup bagi mereka yang meninggal dunia dan keluarga yang berdukacita.
  11. Dialog dengan Kemiskinan. Kita akan memperdalam relasi dan kerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik agar kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.
  12. Pelayan Liturgi Awam. Kita mengusahakan agar pelayan liturgi awam semakin kompeten dalam melaksanakan peran dan tugasnya untuk membantu umat beriman merayakan liturgi dengan lebih penuh, sadar, dan aktif.
  13. Dialog Budaya Lokal dan Liturgi. Kita memastikan bahwa umat di tempat perutusannya masing-masing semakin melibatkan diri untuk menggali nilai-nilai kearifan budaya lokal yang sesuai dengan tradisi Gereja, termasuk dalam kehidupan liturgi.
  14. Pertobatan Pastoral. Kita akan melakukan pertobatan pastoral agar semakin mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus sumber sukacita sejati. Untuk itu, kita mengarahkan agar Dewan Pastoral Paroki dan Dewan Karya Pastoral Keuskupan menjadi lembaga pelayanan pastoral yang murah hati dan terbuka serta tanggap terhadap perubahan zaman yang dijiwai oleh semangat sukacita dan sukarela.
  15. Ruang Publik. Kita akan menciptakan ruang publik baru sebagai ruang perjumpaan kehidupan bersama masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Selain itu, kita akan melakukan revitalisasi dan reorientasi ruang publik yang sudah ada dan memberi perhatian dan dukungan bagi mereka yang sudah aktif di ruang publik agar dapat lebih memberi harapan dan berbagi sukacita.
  16. Dialog dengan Budaya Modern. Kita mengusahakan dialog dengan budaya modern dan tetap setia pada tradisi Gereja. Kita juga akan memanfaatkan media komunikasi dan media sosial modern lainnya sebagai sarana pewartaan iman bagi banyak orang.
  17. Kesadaran Baru Hidup Ekologis. Kita mengusahakan tumbuhnya kesadaran menuju pertobatan ekologis demi terciptanya hubungan yang harmonis dengan alam semesta. Kita juga mengusahakan terciptanya ketahanan pangan bagi seluruh masyarakat dengan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan berbasis kearifan ekologis termasuk pertanian organik.

Penutup

22. Pada akhirnya, selama sinode sukacita bukan hanya dibicarakan melainkan juga dialami. Laporan dan diskusi bukan sekedar laporan kegiatan melainkan sharing iman akan Kristus yang bangkit dan akan kehidupan bersama sebagai umat dan masyarakat yang diwarnai sukacita.

23. Kita percaya bahwa para peserta sinode akan menjadi dokumen hidup yang akan terus mewartakan apa yang dialami selama sinode.

24. Sinode ini juga merupakan pengalaman pertobatan pastoral untuk semakin menghadirkan wajah Allah yang berbelas kasih dalam reksa pastoral Umat Allah Keuskupan Bandung pada semua bidang kehidupan umat dan masyarakat.

25. Bunda Maria, sertailah dan doakanlah kami, Umat Allah Keuskupan Bandung, untuk semakin sehati sejiwa dan bersedia berbagi sukacita.

Lembang, Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam

22 November 2015

 

 

 

 

 

Keterangan foto:

1. Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin dalam Misa Penutup Sinode Keuskupan Bandung di Katedral Bandung

2. Tim Fasilitator Sinode Keuskupan Bandung bergambar bersama Kuria Keuskupan seusai sinode.

3. Suasana perhitungan suara pengesahan kebijakan pastoral Keuskupan Bandung untuk 25 tahun mendatang disaksikan peserta yang paling tua dan yang paling muda

4. Peserta memasukkan jawaban dalam pemungutan suara

5. Kertas jawaban pemungutan suara

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version