Home RENUNGAN Jumat, 6 November 2015

Jumat, 6 November 2015

0

6-Nov-KWI-R-702x336

PEKAN BIASA XXXI (H)

Santo Nuno Pereira; Santo Leonardus dari Noblac

Bacaan I: Rm. 15:14-21

Mazmur: 98: 1-4; R:2b

Bacaan Injil: Luk. 16:1-8

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya di­sam­pai­kan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memang­gil bendahara itu dan ber­kata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.

Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.”

Renungan

Paulus menjadi pelayan Kristus dan memberitakan Injil bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi pun diterima oleh Allah dan disucikan oleh Roh Kudus. Inilah motivasi utama Paulus dalam karyanya. Motivasi yang dia tunjukkan sebagai seorang ‘bendahara’ yang setia, bukan yang licik; ‘bendahara’ yang tidak melakukan kebaikan untuk keuntungannya sendiri, tetapi semuanya dilakukan agar setiap orang memperoleh keselamatan dari Allah.

Yesus tidak berpikir untuk menghukum tindakan curang dari sang bendahara, tetapi memuji kecerdikannya dalam mempersiapkan masa depannya setelah ia dipecat, bahwa ada orang yang akan menampungnya mengingat jasa-jasanya. Bendahara ini sadar bahwa uang dan harta melimpah tidak ada artinya tanpa kemurahan hati dan persahabatan. Bahwasanya kita bukanlah pemilik melainkan pengelola harta kekayaan kita dan kita harus mengelolanya demi kebaikan banyak orang.

Dalam kehidupan sehari-hari  kita jumpai ada orang-orang tertentu yang berani bekerja tanpa dibayar, tanpa fasilitas, dan tanpa penghargaan. Mereka bekerja terutama untuk kebaikan dan keselamatan sesamanya. Bagaimana dengan kita? Bagaimana sikap kita sendiri dengan apa yang kita miliki saat ini?

Tuhan, hatiku sering picik dan licik, hanya terarah pada diri sendiri. Berikanlah rahmat pertobatan agar hatiku senantiasa tertuju pada keselamatan dan kemuliaan-Mu.  Amin.

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version