Sebagai pribadi, komunitas dan masyarakat berkehendak baik, peserta Pertemuan Nasional Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2015 dan 25 Tahun Deklarasi Ganjuran “bertekad kuat menjalankan gerakan HPS, untuk membangun kemerdekaan dan kemandirian petani, membangun gaya hidup sederhana agar menjadi berkat bagi semua ciptaan demi keadilan dan kesejahteraan bersama, dan menjalankan pendidikan berwawasan ekologis bagi anak-anak dan orang muda.”
Tekad itu sejalan dengan harapan Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang (KAS) Pastor FX Sukendar Wignyosumarta Pr yang disampaikan dalam ekaristi pembukaan Pernas Peringatan HPS 2015 dan 25 Tahun Deklarasi Ganjuran di Ganjuran, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), 14 Oktober 2015.
“Maka, kalau kita berkumpul untuk menggemakan 25 Tahun Deklarasi Ganjuran sekaligus mengajak dan menawarkan kepada generasi muda supaya melalui pendidikan pelestarian lingkungan hidup, generasi muda kita mendapatkan contoh, teladan, sekaligus menjadi pelaku-pelaku utama untuk menjaga kelestarian lingkungan,” kata Pastor Sukendar.
Dalam pernas itu, Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) KAS Pastor Alexius Dwi Aryanto Pr menegaskan bahwa pertemuan para petani telah melahirkan Deklarasi Ganjuran. “Pertemuan itu menjadi peristiwa sangat penting untuk direnungkan kembali, tidak hanya bagi Gereja, tetapi juga bagi masyarakat umumnya, penanggung jawab pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah untuk memikirkan kedaulatan pangan,” kata imam itu.
Ada empat hal penting yang menjadi gagasan pokok atau amanat Deklarasi Ganjuran. “Yang pertama, pengembangan pertanian ramah lingkungan. Yang kedua, pertanian murah secara ekonomis sehingga tergapai oleh siapapapun. Yang ketiga, pengembangan pertanian yang berakar pada budaya setempat. Dan yang keempat, pertanian berkeadilan sosial,” jelas imam itu.
Di samping menyegarkan semangat Deklarasi Ganjuran yang disampaikan tokoh deklarator Pastor Gregorius Utomo Pr, pertemuan 14-18 Oktober 2015, menurut Pastor Ari, juga memfokuskan pada pendidikan cinta lingkungan pada anak-anak.
“Kami memilih sasarannya adalah anak-anak. Karena ini diharapkan bisa melanjutkan amanat Deklarasi Ganjuran untuk tahun-tahun yang akan datang. Maka, tema yang ada di sini adalah suatu cita-cita bersama merajut mimpi mengembangkan pertanian dan pedesaan lestari melalui pendidikan kecintaan lingkungan hidup bagi generasi muda,” kata imam itu.
Pastor Ari berharap agar kegiatan itu berdampak pada semakin banyak orang dan “pemerintah pun tergerak untuk bisa bekerja sama dengan lembaga-lembaga Gereja guna membangun dan berperan terkait dengan kedaulatan pangan dan solidaritas pangan bagi semua.”
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono melalui sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY Ir Arofa Noor Indriani menyampaikan apresiasi atas kegiatan itu. “Pada peringatan HPS 2015 serta Deklarasi Ganjuran kali ini, kita dapat menggali kembali bahwa pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa,” katanya.
Selain belajar tentang semangat Deklarasi Ganjuran dan Ensiklik Laudato Si’ dan menyaksikan pameran HPS dan gelar budaya untuk masyarakat umum, peserta pernas dari berbagai keuskupan melakukan eksposur ke beberapa komunitas pendidikan dan pemerhati cinta lingkungan pada anak-anak. (Lukas Awi Tristanto)
Kepada Yth, Romo/Bruder/Suster
Saya Lani dari Paroki Katerdal Jakarta, mau minta info jk mau menginap di asrama kesusteran Makassar, bagaimana caranya? bolehkah saya minta nomer hp/telp/email yg dpt saya hubungin unt bisa minta ijin menginap di asrama kesusteran Makassar? Saya tunggu info baik dari Romo/Bruder/Suster.
Terima kasih, Yohana Lani