Kamis, 29 Oktober 2015

0
2160

29-Okt-KWI-R-702x336

PEKAN BIASA XXX (H)

Santo Gaetano Errico; Beato Michaelis Rua

Bacaan I: Rm. 8:31b-39

Mazmur: 109:21-22.26-27.30-31; R:26b

Bacaan Injil: Luk. 13:31-35

Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: ”Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka: ”Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepada­mu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!”

Renungan

Sejarah kekristenan dihiasi dengan darah para martir, yakni orang-orang yang rela menumpahkan darah demi iman mereka akan Yesus, Kristus. Mereka tidak gentar menghadapi berbagai kesulitan, bahkan kematian sekalipun, karena mereka menyatu dan tak mau memisahkan diri dari Kristus yang diimaninya.

Paulus mengungkapkan keyakinannya akan kesatuan dengan Yesus. Baginya, jika kita bersatu dengan cinta Yesus, tak ada yang dapat memisahkan kita dari cinta Yesus itu. Yesus bahkan diyakini sebagai pembela kita terhadap berbagai hal yang hendak dan akan mengancam kesatuan kita dengan Yesus. Yesus tidak gentar menghadapi ancaman Herodes yang hendak membunuh Dia. Tak ada yang dapat menghentikan Yesus dari karya perutusan-Nya, yakni menyatakan cinta kasih sang Bapa kepada anak-anak-Nya. Demi cinta Allah bagi kita, anak-anak Allah, Yesus bertekun dalam karya-Nya yang mengandung risiko besar. Ketegaran sedemikianlah yang menginspirasi para martir untuk bertekun dalam memberi kesaksian akan Injil walaupun dihadapkan dengan berbagai ancaman dan tantangan. Saudara, seberapa besar semangat kemartiran Anda demi kebenaran Injil dan keselamatan sesama?

Ya Tuhan, nyalahkanlah di dalam diriku api cinta kasih akan Dikau sebagai ja­wabanku atas cinta-Mu. Amin.

 

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here