Beberapa bulan lalu, Paus Fransiskus bertemu seorang perempuan yang sudah berkeluarga. Perempuan itu menderita kanker yang sudah berbahaya. Namun, gerak-gerik perempuan itu nampak bahagia, seperti orang sehat. Kepada Paus Fransiskus, perempuan itu mengatakan bahwa dia bertingkah laku seperti itu karena ingin melakukan apa saja untuk memberantas kanker itu.
“Itulah cara orang Kristen. Kita menerima karunia ini dalam Yesus Kristus, dan kita telah terbebas dari dosa, dari kehidupan penuh kejahatan menuju kehidupan penuh karunia dalam Yesus, dalam Roh Kudus. Kita harus melakukan hal yang sama. Selanglah setiap hari. Selangkah setiap hari,” kata Paus Fransiskus dalam Misa pagi di Casa Santa Marta, Vatikan, 22 Oktobetr 2015.
Paus Fransiskus mengakui bahwa tugas itu sulit, “karena kelemahan kita, dosa asal, setan” selalu berusaha membuat kita kembali. Santo Paulus yang menulis surat kepada orang Ibrani, lanjut Paus, “memperingatkan kita akan godaan untuk kembali” dengan mengatakan “jangan kembali, jangan jatuh,” melainkan harus terus maju, “sedikit demi sedikit setiap hari,” bahkan “ketika ada kesulitan besar.”
Menurut, Paus Fransiskus, upaya-upaya umat Kristen (baca: Katolik) ditujukan untuk membuka pintu hati terhadap Roh Kudus. “Bagi umat Kristen, pertobatan adalah tugas sehari-hari yang mesti dilakukan untuk berjumpa dengan Yesus,” tegas Bapa Suci seraya mengenang kisah seorang ibu penderita kanker yang membuat segalanya untuk mengatasi penyakit itu.
Paus Fransiskus juga mengomentari bacaan hari itu dari Surat Paulus kepada Jemaat di Roma yang menegaskan tentang perlunya upaya setiap hari untuk melewati kejahatan dan memasuki kesucian.
Santo Paulus, kata Paus Fransiskus, menggunakan citra seorang atlit, “yang berlatih dan berupaya keras guna menyiapkan diri menghadapi pertandingan.” Itu yang dilakukan atlit untuk memenangkan pertandingan, namun Paus bertanya bagaimana dengan kita, apa yang mesti kita lakukan untuk meraih kemenangan besar itu, Surga.
“Ah, Bapa, bisakah kita berpikir bahwa pengudusan datang karena usaha saya, sama seperti olahragawan yang menang melalui latihan? Tidak. Usaha yang kita buat, karya melayani Tuhan setiap hari dengan jiwa kita, dengan hati kita, dengan tubuh kita, dengan seluruh kehidupan kita hanya membuka pintu untuk Roh Kudus. Dialah yang masuk ke dalam diri kita dan menyelamatkan kita! Dia adalah karunia dalam Yesus Kristus! Jika tidak, kita akan menjadikan diri kita seperti ahli sihir: Tidak, kita bukan ahli sihir. Kita, dengan usaha kita, membuka pintu.”
Paus Fransiskus menunjukkan beberapa godaan, seperti “keinginan bergosip” tentang orang lain. Dalam kasus itu, kata Paus, kalian harus berusaha diam. Jika tidak, jika kita tidak berupaya mengatasi godaan, kita akan “tertidur sebentar” dan tidak akan ada “kemauan berdoa” – namun kemudian kita coba berdoa sedikit.
Upaya-upaya kecil ini, kata Paus, “membantu kita untuk tidak jatuh, untuk tidak kembali, tidak kembali pada kejahatan, tapi maju menuju karunia ini, janji Yesus Kristus ini, tepatnya perjumpaan dengan-Nya.”
Paus lalu mengajak memohon rahmat dari Tuhan untuk menjadi kuat, “menjadi kuat dalam melatih hidup menuju perjumpaan itu, sehingga kita boleh menerima karunia pembenaran, karunia rahmat, karunia Roh dalam Kristus Yesus.”(paul c pati berdasarkan laporan Radio Vatikan)