33.5 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Kamis, 8 Oktober 2015

BERITA LAIN

More

    8-Okt-KWI-R-702x336

    PEKAN BIASA XXVII (H)

    Simeon; Santo Sergius dan Bakhus

    Bacaan I: Mal. 3:13-4:2a

    Mazmur: 1:1-6; R:40:5a

    Bacaan Injil: Luk. 11:5-13

    Pada waktu itu, sesudah mengajar para murid berdoa, Yesus bersabda kepada mereka: ”Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu, Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

    Renungan

    Salah satu sifat manusia adalah tak ingin diganggu terus-menerus. Dalam latar belakang sifat itu, kita dapat memaklumi ilustrasi dalam Injil hari ini. Seorang teman berbaik hati memberikan apa yang diminta oleh temannya karena dua hal. Pertama, karena ia adalah sahabatnya, dan kedua, karena ia tidak malu-malu meminta apa yang sungguh-sungguh ia butuhkan pada waktu itu.

    Membandingkan dengan perilaku manusia, Yesus menegaskan bahwa Allah Bapa-Nya dapat berbuat sesuatu yang jauh lebih baik dari apa yang dapat dibuat manusia. Nabi Maleakhi menyerukan bahwa Tuhan memperhatikan dan mendengar orang-orang benar yang beribadah kepada Allah dan Ia akan mengasihani mereka sama seperti seseorang yang menyayangi anaknya yang melayani dia. Karena itu, kepada Allah Bapa yang sedemikian, Yesus menumbuhkembangkan kepercayaan para murid untuk tidak malu-malu meminta kepada Allah apa yang mereka butuhkan. Keberanian untuk meminta mengandaikan relasi yang baik dengan Allah dan kepercayaan penuh akan kebaikan-Nya.

    Tuhan, hancurkanlah kesombongan di dalam diriku yang membuatku sering meng­andalkan semua kemampuanku; dan berilah aku kerendahan hati untuk meminta dari-Mu apa yang perlu bagi hidupku. Amin.

     

     

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI