PEKAN BIASA XXVI (H)
Santo Fransiskus Borgia; Ewaldus Bersaudara
Bacaan I: Bar. 4:5-12.27-29
Mazmur: 69:33-37; R:34a
Bacaan Injil: Luk. 10:17-24
Pada waktu itu ketujuh puluh murid Yesus kembali dari perutusannya dengan gembira dan berkata: ”Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.” Lalu kata Yesus kepada mereka: ”Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian, janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga.”
Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: ”Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.” Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: ”Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Renungan
Pada suatu hari, seekor semut bersama seekor gajah menyeberangi sebuah jembatan. Di ujung jembatan, ketika melihat jembatan itu berguncang, si semut berkata kepada gajah, ”Wah, kita berhasil mengguncangkan jembatan besar ini.” Banyak orang sering mengalami kesombongan diri setelah melakukan suatu keberhasilan atau kesuksesan tertentu dengan melupakan siapa sesungguhnya di balik keberhasilan itu.
Ketika para murid kembali setelah melaksanakan tugas dengan berbagai cerita sukses, dan ketika Yesus melihat kesombongan diri yang terungkap lewat kata-kata, ”Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi mana-Mu”, Yesus justru melihat kuasa iblis sedang berkarya di dalam diri mereka. Kitab Barukh mengingatkan bahwa kalaulah akhirnya bangsa Israel mengalami kembali kegembiraan dan sukacita setelah masa pembuangan berlalu, hal itu adalah karena Tuhan yang memberikannya. Tuhan yang mengizinkan bangsa-bangsa lain menjajah mereka karena ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan. Tuhan pulalah yang akan memulihkan keadaan mereka kembali karena cinta kasih-Nya kepada mereka.
Ya Tuhan, aku tahu, Engkau yang memanggil, mengutus dan menyelenggarakan karyaku; kobarkanlah di dalam diriku sikap kerendahan hati dalam melaksanakan kehendak-Mu. Amin.