Senin, 6 Juli 2015

0
2915

6-Juli-KWI-R-702x336

PEKAN BIASA XIV (H)
Santa Maria Goretti; Santa Godeliva

Bacaan I: Kej. 28:10-22a

Mazmur: 91:1-2.3-4.14-15ab; R:2b

Bacaan Injil: Mat. 9:18-26

Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: ”Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.Karena katanya dalam hatinya: ”Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: ”Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.

Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, berkatalah Ia: ”Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur.” Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.

Renungan

Hal yang sangat luar biasa yang selalu kita temukan pada Yesus dalam beragam karya-Nya adalah rasa belas kasih. Gestur ini selalu menjadi jiwa dari komunikasi-Nya dengan semua orang yang mengikuti-Nya, tetapi terlebih kepada mereka yang menderita sakit. Bacaan Injil hari ini mengisahkan kenyataan ini. Ia menghibur seorang wanita yang dengan penuh iman menjamah jubah-Nya: ”Teguhkanlah hatimu hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau” (Mat. 9:22), Ia juga menghibur seorang kepala rumah ibadat yang sedang duka karena putrinya meninggal ”…..anak ini tidak mati, tetapi tidur” (Mat. 9:24).

Sapaan penuh belas kasih dari Tuhan itu masih tetap hidup kini, melalui Gereja-Nya. Sapaan itu akan selalu menjadi hiburan yang mengembalikan harapan hidup setiap orang pada zaman ini. Sapaan penuh belas kasih-Nya itu menyapa setiap pribadi yang risau dan galau, menyapa setiap saudara yang sakit dan menderita, menyapa setiap saudara yang putus asa, menyapa setiap keluarga yang resah akan hidupnya. Singkat kata, melalui beragam sarana, melalui beragam pribadi, Tuhan menyapa dunia dan manusia zaman ini dengan penuh belas kasih seraya mengajak untuk selalu ”percaya” kepada penyelenggaraan-Nya yang melintasi bumi ini.

Tuhan, ajarilah aku untuk selalu percaya akan penyelenggaraan-Mu yang selalu ter­bentang sepanjang hidupku. Amin.

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here