PEKAN BIASA IX (H)
Santo Norbertus; Santo Filipus
Bacaan I: Tob. 12:1.5-15.20
Mazmur: Tob. 13:2.6.7.8; R:2a
Bacaan Injil: Mrk. 12:38-44
Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: ”Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.” Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
Renungan
Dalam Injil hari ini, Yesus menampilkan sebuah kontras antara orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dengan seorang janda yang miskin. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menampilkan diri di depan umum sebagai orang-orang saleh, walaupun di belakang layar mereka menelan rumah janda-janda. Sebaliknya, janda miskin itu tidak menampilkan diri sebagai pendoa, tetapi dia memberikan uang yang merupakan seluruh nafkahnya ke dalam kotak derma.
Intisari dari kehidupan beragama adalah berbuat baik. Ada orang yang membatasi kehidupan beragama pada urusan-urusan doa atau perayaan-perayaan. Mereka memisahkan urusan agama dari kehidupan sehari-hari. Agama itu terkurung di dalam gereja atau rumah ibadat. Sementara kehidupan sehari-hari tidak mempunyai hubungan dengan apa yang terjadi di dalam rumah ibadat itu. Itulah sebabnya tidak sedikit orang-orang beragama yang melakukan kejahatan. Pada hal agama dan kehidupan sehari-hari mestinya mempunyai hubungan yang sangat erat. Kehidupan sehari-hari hendaknya merupakan kelanjutan dari apa yang kita doakan. Sementara itu doa-doa kita mestinya lahir dari kehidupan sehari-hari.
Tuhan, melalui Santo Yakobus Engkau memberi aku peringatan: ”Iman tanpa perbuatan adalah mati”. Bantulah aku agar mampu mengamalkan imanku dalam kehidupan sehari-hari. Amin.