PEKAN BIASA IX (H)
Peringatan Wajib: Santo Yustinus; Santo Simeon; Santo Yohanes Storey
Bacaan I: Tob. 1:1a.2a.3; 2:1b-8
Mazmur: 112:1-2.3-4.5-6; R:1a
Bacaan Injil: Mrk. 12:1-12
Pada suatu hari, Yesus berbicara kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua dengan perumpamaan, kata-Nya: ”Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.
Renungan
Melalui perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur yang jahat, Yesus mau menunjukkan ketegaran hati orang-orang Yahudi. Sejak awal mula melalui para nabi Allah telah menyampaikan warta keselamatan-Nya kepada mereka. Tetapi bangsa itu menolak pewartaan para nabi dan membunuh beberapa dari antara mereka. Bahkan ketika Allah mengutus Putra-Nya sendiri untuk menyampaikan warta keselamatan yang sama, mereka tidak segan-segan membunuh Putra-Nya. Karena itu, Allah menarik keselamatan itu dari mereka dan menawarkannya kepada orang-orang dari bangsa lain.
Berdasarkan iman akan Yesus Kristus dan melalui Sakramen Permandian, kita semua telah menjadi Israel baru, orang-orang yang diselamatkan. Kita bersyukur atas anugerah keselamatan itu sambil tetap berusaha agar menjaga keselamatan itu dengan tekun melakukan tugas-tugas yang dipercayakan kepada kita. Status kita sebagai orang-orang Kristen tidak otomatis menyelamatkan kita. Hanya dengan tekun berbuat baik, keselamatan yang berasal dari Allah itu akan sungguh-sungguh menjadi milik kita pribadi. Oleh sebab itu, janganlah jemu-jemu berbuat baik.
Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu karena melalui Sakramen Permandian Engkau telah menyelamatkan aku. Janganlah membiarkan aku terpisah dari pada-Mu. Amin.