PEKAN PASKAH V (P)
Santo Dominikus Savio; Beata Ana Rosa Gattorno
Bacaan I: Kis. 15:1-6
Mazmur: 122:1-2.3-4a.4b-5; R:1
Bacaan Injil: Yoh. 15:1-8
Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Renungan
Tentu kita masih ingat jawaban Yesus saat dituduh mengusir setan dengan kuasa Beelzebul: ”Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan” (Mat.12:25). Begitupun halnya dengan Kerajaan Allah.
Perjanjian Lama sering melukiskan Israel sebagai ladang anggur Allah; Israel ranting, Allah pokoknya. Kini Yesus mengibaratkan diri-Nya sebagai pokok anggur dan kita ranting-ranting-Nya. Seperti sulitnya menentukan dimana pokok anggur berakhir, dan dimana rantingnya bermula; begitulah seharusnya kesatuan kita dengan Tuhan. Kita menerima hidup dengan segala berkatnya melalui Tuhan. Terpisah darinya menjadi awal kehancuran dan kematian.
Dalam sidang di Yerusalem, para rasul menampakkan kesatuannya dengan Kristus. Keputusan yang dihasilkan pun adalah keputusan mereka bersama Roh Kudus. Satu-satunya hal yang menyelamatkan adalah kesatuan yang intim dengan Kristus. Kesatuan dengan Kristus seharusnya membuat kita pun bersatu dengan sesama untuk menampakkan Kerajaan Allah di tengah dunia.
Tuhan Yesus Kristus, berikanlah aku rahmat-Mu agar rela dan rendah hati bersatu dengan-Mu sumber hidup dan damai. Amin.