Home RENUNGAN Jumat, 24 April 2015

Jumat, 24 April 2015

0

y_holy_eucharist

PEKAN PASKAH III (P)
Santo Fidelis dari Sigmaringen; Santa Rosa Virginia Pelletier

Bacaan I: Kis. 9:1-20

Mazmur: 117:1.2; R: Mrk. 16:15

Bacaan Injil: Yoh. 6:52-59

Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: ”Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” Maka kata Yesus kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup se­lama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.

Renungan

Hidup itu berkembang dan dinamis, kadang-kadang juga mengalami pasang surut. Adakalanya kejahatan berkuasa, tetapi kemudian kebaikan akan mengalahkannya. Banyak orang kudus, seperti Agustinus dan Fransiskus, semula hidupnya kurang baik, tetapi kemudian ditangkap Tuhan dan dijadikan orang kudus-Nya.

Demikian juga Saulus. Ia tadinya adalah orang yang begitu bersemangat mengejar-ngejar, menangkap dan menganiaya para pengikut Yesus. Tetapi, ketika ia dalam perjalanan ke Damsyik untuk menangkap pengikut Kristus, ia malahan ditangkap oleh Kristus sendiri. Ia ditangkap Kristus untuk menjadi alat pilihan bagi-Nya untuk memberitakan nama-Nya kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Paulus yang semula mengejar dan menganiaya kini menjadi pewarta Kristus ke mana-mana. Ia menyerahkan hidupnya kepada Yesus.

Kristus datang dan menyerahkan segala-galanya kepada kita: sabda-Nya, diri-Nya, kebaikan-Nya dan cinta kasih-Nya. Tubuh-Nya Ia korbankan di salib untuk keselamatan kita. Tubuh dan Darah-Nya Ia serahkan dalam Ekaristi untuk keselamatan dan kehidupan kita. Kristus telah memberikan diri-Nya untuk kita, maka kita juga harus mau memberikan hidup kepada sesama kita.

Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana Engkau telah berkenan menjadikan Paulus sebagai alat pilihan bagi-Mu, semoga Engkau juga berkenan memilih dan mengutus aku untuk mewartakan cinta kasih-Mu. Amin.

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version