Home VATIKAN Pertama dalam sejarah hubungan bilateral, semua delegasi adalah perempuan

Pertama dalam sejarah hubungan bilateral, semua delegasi adalah perempuan

0

Paus dan Iran tentang perempuan1

Untuk pertama kali dalam sejarah hubungan bilateral, seorang wakil presiden memimpin delegasi yang semuanya perempuan ke Vatikan. Tanggal 12 Februari 2015, Shahindokht Molaverdi dari Republik Islam Iran datang ke Roma dan mendiskusikan bersama Paus Fransiskus dan dikasteri-dikasteri Tahta Suci cara mempertahankan keluarga dan meningkatkan peran perempuan dalam masyarakat dan dalam politik internasional.

Saat ini, tulis L’Osservatore Romano, perempuan semakin menjadi korban kekerasan dan fundamentalisme, padahal mereka bisa mengubah masyarakat secara radikal. Delegasi itu pertama bertemu dengan Dewan Kepausan untuk Keluarga. Kemudian kelompok itu memasuki Vatikan dan bertemu dengan Paus.

Dalam diskusi meja bundar, yang dimoderatori oleh Uskup Agung Vincenzo Paglia, Presiden Dewan Kepausan untuk Keluarga, 10 perempuan, lima dari Republik Islam Iran, yang dipimpin Wakil Presiden Molaverdi, dan lima wakil dari Vatikan, membahas isu-isu yang berkaitan dengan identitas perempuan dan keluarga.

Selain Wakil Presiden itu, delegasi Iran terdiri dari Zohreh Sefati, konselor isu-isu mengenai hukum Islam; Ashraf Gheramizadegan, kepala urusan hukum; Aliye Shokrbeighi, sekretaris kelompok kerja untuk keluarga yang sehat; Fatemeh Rahmati, konselor isu-isu internasional; dan Atefeh Karbalaei, wartawan Kantor Berita Mahasiswa Iran.

Para wakil Vatikan adalah Flaminia Giovannelli, Wakil Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian; Suster Mary Melone, Rektor Universitas Kepausan Antonianum; Lucetta Scaraffia, kolumnis L’Osservatore Romano dan kepala “Women Church World” (Dunia Gereja Wanita); Myriam Tinti, profesor hukum kanon; dan Giulia Galeotti dari harian itu.

Pada hari nasional Republik Islam Iran itu, Uskup Agung Paglia melakukan suatu keajaiban kecil: 11 perempuan mengitari sebuah meja seraya membahas masalah-masalah perempuan. Situasi itu jangan dianggap terjadi begitu saja. Situasi itu sangat menguntungkan, demikian media itu. (pcp berdasarkan L’Osservatore Romano)

  

activate javascript

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version