Kamis, 12 Februari 2015

0
2129

Ziarah Batin

Pekan Biasa V (H)

Sta. Marina; St. Benediktus dr Aniane;
St. Gaudensius; B. Humbelina

Bacaan I: Kej. 2:18-25

Mazmur: 128:1-2.3.4-5; R:1a

Bacaan Injil: Mrk. 7:24-30

Pada suatu ketika Yesus berangkat dari Galilea dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar ten­tang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bang­sa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya, ”Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi perempuan itu menjawab, ”Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Maka kata Yesus kepada perempuan itu, ”Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Renungan

Ada banyak bangsa dan agama yang tidak menghargai kesetaraan gender seperti yang diper­juangkan pada masa kini. Wanita tetap dipandang sebagai makhluk lemah dan ditempatkan sebagai warga kelas dua di dalam masyarakat. Pandangan yang sama terjadi juga dalam budaya Yahudi di saat Yesus Kristus hidup dan mengajar. Lebih lagi kalau wanita itu berasal dari suku lain di luar orang Israel. Meski demikian dalam Alkitab terdapat begitu banyak cerita tentang wanita tangguh dan beriman, seperti Hana, janda dari Sarfat, Esther. Karena itu tak seorang pun boleh meremehkan peran kaum perempuan dalam hidup bersama. Kitab Kejadian menyatakan bahwa wanita diciptakan sebagai penolong yang sepadan (bdk. Kej. 2:20b).

Wanita Yunani, bangsa Siro-Fenisia dalam Injil tadi sungguh menunjukkan kualitas imannya. Meskipun sempat diremehkan sebagai orang yang tidak pantas menerima rahmat dari Allah, namun jawabannya yang penuh iman telah menggugah hati Yesus untuk memberikan rahmat penyembuhan bagi anaknya yang kerasukan roh jahat.

Setiap anak manusia, tanpa kecuali laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, dst., perlu menunjukkan kualitas imannya akan Allah yang berbelas kasih dan menyelamatkan semua orang. Sebab Yesus Kristus datang untuk semua!

Tuhan, bantulah aku untuk selalu mengandalkan pertolongan-Mu dalam hidup ini. Amin.

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here