Home RENUNGAN Rabu, 4 Februari 2015

Rabu, 4 Februari 2015

0

Yohanes de Britto 1

Pekan Biasa IV (H)

St. Yohanes de Britto; St. Isidorus dr Mesir;

Bacaan I: Ibr. 12:4-7.11-15
Mazmur: 103:1-2.13-14.17-18a; R: 17
Bacaan Injil: Mrk. 6:1-6

Pada suatu ketika Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata, ”Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, ”Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” Ia tidak dapat mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.

Renungan

Mengalami kepahitan karena merasa ditolak oleh keluarga, tetangga ataupun masyarakat merupakan suatu pengalaman yang menyakitkan dalam hidup seorang anak manusia; apalagi kalau penolakan itu terjadi karena sikap iri hati yang tidak beralasan.

Kitab Ibrani menasihati kita agar menjaga hidup damai dengan semua orang dan berpegang teguh pada visi kekudusan, sebab tanpa visi ini tidak seorang pun akan melihat Tuhan (bdk. Ibr. 12:14). Memelihara damai dan kekudusan merupakan kebajikan penting yang perlu dihayati oleh setiap orang beriman, sebab kebajikan itu merupakan visi besar Allah untuk menyelamatkan manusia.

Ketika ditolak oleh orang sekampungnya Yesus hanya merasa heran atas sikap mereka dan berkata: ”Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya” (Mrk. 6:4).Yesus tidak marah tetapi lalu pergi dengan damai ke kota-kota lain dan mengajar di sana. Godaan untuk bersikap balas dendam adalah godaan yang bisa menghancurkan damai dan kekudusan.Mari kita bercermin pada sikap Yesus!

Ya Tuhan, jagalah hatiku agar selalu hidup damai dan kudus di tengah dunia yang penuh pencobaan ini! Amin.

Gambar di atas dari Wikipedia

Renungan diambil dari:

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version