Dua agenda penting yang saat ini sedang dilaksanakan oleh Komisi Pendidikan (Komdik) Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) adalah membina para guru Katolik serta melaksanakan kaderisasi bagi anak-anak Katolik usia SMP dan SMA (SMK) yang berpotensi menjadi pemimpin masa depan.
“Hal ini dilakukan agar semangat kekatolikan para guru jangan sampai luntur, dan lewat kaderisasi anak-anak muda Katolik kelak menjadi pemimpin yang berintegritas baik,” kata Maria Immaculata Mari Irawati Sidharta, salah seorang pengurus Komdik KAJ.
Mari Sidharta menjadi pembicara dalam “Temu Kaderisasi Siswa-Siswi Katolik” yang berlangsung di Sekolah Tarakanita, Citra Raya, Tangerang, 1 Februari 2015. Kegiatan itu diikuti sekitar 150 siswa-siswi sekolah negeri dan swasta dari 12 paroki di Dekenat Tangerang.
Sebagai wujud pembinaan guru Katolik dan kaderisasi siswa-siswi Katolik itu, jelas Mari Sidharta, Komdik KAJ membentuk Sentra Belajar Guru (SBG) di setiap dekenat di KAJ. Hingga kini, sudah terbentuk tujuh SBG di delapan dekenat dan menurut rencana akan dibentuk SBG di Jakarta Selatan bulan Maret 2015.
Pembentukan SBG, menurut Mari Sidharta, adalah tindak lanjut hasil pertemuan (siding) para uskup se-Indonesia dalam rangka peringatan 200 tahun Gereja Katolik KAJ. “Rekomendasi siding itu menyebutkan beberapa persoalan yang masih membelit pendidikan Katolik, termasuk semakin hilang atau lunturnya semangat kekatolikan dalam diri guru di sekolah swasta dan negeri.”
Mantan Direktur Akademi Sekretaris Don Bosco Jakarta itu mengatakan, Komdik KAJ mengharapkan agar para guru Katolik tidak hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi semata, melainkan membagikan kasih Allah yang sungguh nyata kepada orang lain.
Ketua SBG Dekenat Tangerang, Paulus Purnomo, mengatakan, kader Katolik yang tangguh sebaiknya tidak kuatir dan selalu berpegang teguh kepada pemimpin sejati, Yesus Kristus. “Menjadi pemimpin sejati bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan ikut memberikan motivasi kepada orang lain,” katanya.
Dalam Misa temu kaderisasi itu, Pastor Siprianus Smakur SSCC mengatakan bahwa kaum muda yang memiliki kemampuan sejatinya perlu dikembangkan karena hidup bersama dengan orang lain. “Semakin banyak bertemu orang lain semakin terbuka kemampuan diri masing-masing dikembangkan,”’ kata imam itu dalam homilinya.
Acara itu juga dihadiri ketua seksi pendidikan dari seluruh paroki di Dekenat Tangerang serta para pendamping atau guru dari masing-masing paroki yang ada di wilayah Dekenat Tangerang. (Konradus R Mangu)